Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Memahami Cara Negara Berutang untuk Mempercepat Pembangunan

Seperti halnya Indonesia. Ada strategi tertentu yang diterapkan pemerintah dalam hal utang atau pembiayaan, khususnya ketika saat ini pembangunan infrastruktur terus digenjot sebagai bekal menyongsong kondisi masa depan yang terus berkembang.

"Pengelolaan pembiayaan ini, pemerintah berusaha mengelola secara hati-hati, terutama dalam hal pengelolaan portofolio pinjaman," kata Direktur Strategi dan Portofolio Pembiayaan Kementerian Keuangan Scenaider Clasein Siahaan saat berbincang dengan Kompas.com,Jumat (8/12/2017).

Scenaider menjelaskan, salah satu pertimbangan negara berutang untuk membiayai pembangunan adalah penerimaan dari pajak tidak cukup untuk mendanai proyek-proyek pembangunan.

Pemerintah bisa saja menunggu hingga punya dana cukup untuk membiayai pembangunan sendiri. Namun, ketika kondisi itu sudah sampai, lebih besar lagi uang yang harus dikeluarkan untuk mengejar ketertinggalan.

"Misalnya begini, kalau kami tunda dana untuk pendidikan, pembangunan sekolah, gaji guru, kan banyak orang yang usia sekolah enggak bersekolah. Kalau ditunda sampai punya uang, mungkin 10 tahun lagi, orang-orang yang tadi usianya 7 tahun 10 tahun lagi sudah 17 tahun, baru dia SD. Begitu itu terjadi, orang-orang jadi enggak produktif," papar Scenaider.

Ketika hal itu terjadi, misalnya, orang-orang yang tidak produktif itu akan jadi beban sosial. Lebih ekstrem lagi, akan terjadi kekacauan sebagai dampak dari kondisi tersebut, seperti meningkatnya angka kriminalitas karena minimnya kesejahteraan.

Dalam hal ini, pemerintah menggabungkan jenis-jenis utang, baik berdasarkan lama tenor jatuh temponya hingga kurs yang digunakan.

"Utang itu jangan seperti orang pikir, itu harus dibayar semua tuh satu hari atau satu tahun. Itu yang kami pisahkan, kami kelola supaya dibayar di rata-rata sekarang sekitar 9 tahun," ujar Scenaider.

Dia menjelaskan, bunga untuk utang jangka pendek, seperti 1 tahun, biasanya di kisaran 3 persen. Adapun untuk jangka panjang, misalnya tenor 10 tahun, bunganya mencapai 6,7 persen.

Dari skema itu, pemerintah menggabungkan utang mereka antara yang jangka pendek dan panjang sesuai kebutuhan. Pertimbangannya, mengukur antara efisiensi dan potensi risiko sehingga tiap bulan pemerintah bisa mencicil utang tanpa harus terbebani untuk cepat-cepat melunasinya.

"Walaupun enggak seluruhnya dari kemudahan biaya, tapi dapat juga keamanan dari jangka waktu panjang. Waktu yang panjang kan relatif aman karena kami punya waktu untuk mencicilnya lebih panjang," kata Scenaider.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/10/154347126/memahami-cara-negara-berutang-untuk-mempercepat-pembangunan

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke