Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kelola Dana Rp 31 Triliun, LPDP Perbaiki Proses Seleksi Penerima Beasiswa

Mengutip Kontan.co.id, Kamis (14/12/2017), sebagai lembaga pengelola dana triliunan rupiah, LPDP sontak menjadi sorotan publik tatkala segelintir orang mengeluh di sosial media.

Sejumlah orang yang pernah menjadi peserta seleksi beasiswa LPDP mengeluh perihal proses seleksi yang mereka alami, semisal pertanyaan yang terlalu personal atau pertanyaan berbau Suku, Agama, Ras, dan Antar Golongan (SARA).

Menuai banyak kritik, LPDP lantas siap berbenah diri. Astera Primanto Bhakti, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama LPDP menyatakan, pihaknya akan melakukan sederet perubahan.

“Kami akan lakukan perubahan end to end, sesuai arah Bu Menteri (Keuangan). Perbaikan ditargetkan sudah terjadi sebelum seleksi selanjutnya dimulai, sekitar Januari atau Februari selesai,” tandas Prima.

Prima mengungkapkan, dirinya meminta timnya untuk meninjau ulang (review) seluruh proses. Yakni mulai dari standar operasional prosedur (SOP), infrastruktur, dan administratif mulai dari proses pendaftaran, seleksi wawancara, persiapan keberangkatan (PK), penyaluran beasiswa hingga pembinaan alumni.

Di tahap seleksi wawancara misalnya. Prima bilang, pihaknya bakal menggodok ulang alat ukur yang digunakan. “Kami ingin menghilangkan unsur subyektifitas,” ujar dia.

Saat ini LPDP sedang mengkaji sejumlah model yang tepat dalam meningkatkan standar pewawancara (reviewer). LPDP juga akan melakukan sejumlah inisiasi baru, misalnya saja mengundang tokoh masyarakat terkemuka sebagai salah satu pewawancara.

Selama ini, tim pewawancara terdiri dari dua orang akademisi dan satu orang psikolog. LPDP juga akan memperbaiki SOP agar reviewer bisa membangun komunikasi yang lebih baik saat menggali profil calon penerima beasiswa LPDP.

Selama ini dua akademisi dan satu psikolog memiliki tugas yang yang berbeda dalam menggali profil peserta seleksi. Dalam proses penggalian itulah, seringkali muncul pertanyaan-pertanyaan yang menyinggung ranah pribadi yang dianggap sensitif dan bisa jadi membuat peserta salah paham dan merasa terpojok.

Seperti yang dialami oleh Anisa Sukma Wantari. Perempuan asal Yogyakarta ini bercerita, saat seleksi wawancara, reviewer bertanya perihal rencana menikah. “Pacar kamu kalau ditinggal mau gak?,” ujar Anisa menirukan pertanyaan salah satu pewawancara. 

Meski menyinggung hal personal, Anisa mengaku pertanyaan tersebut wajar. “Menurut saya pertanyaan itu untuk menilai kesiapan saya saat belajar di luar negeri. Saya mampu atau tidak untuk fokus belajar dan gak terlalu mikirin pacar,” tutur Anisa yang bakal melanjutkan studi Msc Pedagogical Science; Youth, Society, and Policy di University of Groningen.

Prima mengatakan, pihaknya terus mengevaluasi seluruh proses beasiswa LPDP. Ketika isu personal dan SARA heboh di media sosial, LPDP langsung bersigap mencari fakta terkait lewat bukti rekaman wawancara.

”Saya tidak menyatakan bahwa tidak terjadi 100 persen. Tapi 100 persen tidak kita benarkan bertanya SARA. LPDP punya rules yang ketat, kami punya code of conduct,” tegas Prima.

Selain proses seleksi wawancara, proses PK kerap menuai kritik dari sejumlah penerima beasiswa. Salah satu awardee LPDP menilai, kegiatan PK terlalu padat oleh aktivitas non akademis semisal membuat lagu, tarian dan laporan harian.

“Banyak pembicara yang inspiring di PK, tapi daya serap kurang maksimal karena peserta kurang tidur akibat ngerjain hal-hal yang non akademis,” ujar salah satu awardee LPDP yang akan mengecap studi master di Australia.

Di proses PK, Prima menyatakan, pihaknya akan merumuskan model yang bisa memunculkan sinergi atau koneksi antara seluruh peserta PK yang datang dari lintas ilmu berbeda. Yang jelas, Prima menegaskan, pihaknya terbuka dengan kritik.

“Banyak yang protes tentang seleksi psikotes online yang membuat gugur peserta. Soal itu, saya sudah minta semua staf LPDP untuk melakukan tes psikotes online juga biar merasakan apakah memang ini alat ukur yang tepat,” ujar Prima.

Asal tahu saja, saat ini ada 11 kriteria yang dijadikan skor kelulusan peserta dan harus digali oleh reviewer saat seleksi wawancara. Di antaranya yakni kriteria nasionalisme, kemampuan komunikasi, kepemimpinan (leadership), dan visioning.

Yang jelas, Prima ingin berbagai perubahan yang dilakukan bertujuan agar LPDP menjelma menjadi lembaga pengelola dana yang bisa memiliki reputasi bonafide dan melahirkan pemimpin masa depan yang bisa memajukan Indonesia.

Catatan saja, per akhir November 2017 LPDP mengelola dana abadi lebih dari Rp 20 triliun. Di penghujung tahun ini, LPDP akan meraih suntikan dana dari APBN sebesar Rp 10,5 triliun. Dus, LPDP bakal memasuki tahun 2018 dengan dana kelolaan mencapai Rp 31 triliun.

Berita ini diambil dari Kontan.co.id dengan judul: Kelola dana Rp 31 T, ini rencana transformasi LPDP

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/14/165000326/kelola-dana-rp-31-triliun-lpdp-perbaiki-proses-seleksi-penerima-beasiswa

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke