Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahun 2018, Bursa Asia Diprediksi Masih Tetap Melaju

Kuatnya pertumbuhan ekonomi tersebut juga sejalan dengan solidnya fundamental kinerja korporasi. Pada akhirnya, kondisi ini akan mendorong laba korporasi dalam 12 bulan ke depan.

Mengutip CNBC, Selasa (19/12/2017), sepanjang tahun 2017 bursa saham global telah mengalami reli secara signifikan. Indeks saham global MSCI All Country World Index telah menguat lebih dari 22 persen hingga akhir November 2017 lalu.

Adapun pada periode yang sama, indeks saham Asia Pasifik MSCI All Country Asia Pacific Index naik 29 persen.

Beberapa manajer investasi seperti JP Morgan Asset Management, BlackRock, dan Value Partners memandang saham Asia akan cenderung menguattahun depan.

"Kami berpandangan positif terhadap pasar saham Asia, khususnya negara-negara di Asia bagian utara. Misalnya, China dan Hongkong masih sangat kuat dalam hal laba korporasi," kata Kelly Chung, senior fund manager di Value Partners.

Chung pun menuturkan, PMI atau Purchasing Managers' Index di China masih berada pada kisaran level 50 dan akan terus berada pada level yang kuat di tahun depan. PMI adalah indikator pengukuran kegiatan ekonomi, di mana level 50 ke atas mengisyaratkan ekspansi, sebaliknya adalah kontraksi.

Adapun risiko yang harus dihadapi pasar saham Asia, menurut Chung, adalah inflasi. Pasar ekuitas, sebut dia, kemungkinan akan terdampak apabila inflasi yang meningkat memaksa bank sentral menaikkan suku bunga acuan.

"Ini adalah risiko terbesar di sebagian besar negara, tidak hanya di Asia namun juga di seluruh dunia," ucap Chung.

Dia juga memperkirakan bank sentral AS Federal Reserve tetap akan menaikkan suku bunga acuan Fed Fund Rate (FFR) sebanyak tiga kali pada tahun 2018 mendatang.

"Selama The Fed berada pada jalurnya dan pasar mempersiapkan diri dengan baik sebelum kenaikan (FFR), maka saya rasa pasar saham akan baik-baik saja," tutur Chung.


https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/19/060126526/tahun-2018-bursa-asia-diprediksi-masih-tetap-melaju

Terkini Lainnya

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Modal Asing Kembali Masuk ke Indonesia, Pekan Ini Tembus Rp 4,04 Triliun

Whats New
Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Sedang Cari Kerja? Ini 10 Hal yang Boleh dan Tak Boleh Ada di Profil LinkedIn

Work Smart
Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Ini yang Bakal Dilakukan Bata setelah Tutup Pabrik di Purwakarta

Whats New
BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

BI Upayakan Kurs Rupiah Turun ke Bawah Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Pasar Lampu LED Indonesia Dikuasai Produk Impor

Whats New
Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Produksi Naik 2,2 Persen, SKK Migas Pastikan Pasokan Gas Bumi Domestik Terpenuhi

Whats New
Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Hasil Temuan Ombudsman atas Laporan Raibnya Dana Nasabah di BTN

Whats New
Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Penumpang LRT Jabodebek Tembus 10 Juta, Tertinggi pada April 2024

Whats New
Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 9 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Sri Mulyani Masuk Bursa Cagub Jakarta, Stafsus: Belum Ada Pembicaraan..

Whats New
Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Detail Harga Emas Antam Kamis 9 Mei 2024, Turun Rp 2.000

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Harga Bahan Pokok Kamis 9 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Ikan Tongkol

Whats New
Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Chandra Asri Group Akuisisi Kilang Minyak di Singapura

Whats New
BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

BTN Tegaskan Tak Sediakan Deposito dengan Suku Bunga 10 Persen Per Bulan

Whats New
[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

[POPULER MONEY] TKW Beli Cokelat Rp 1 Juta Kena Pajak Rp 9 Juta | Pengusaha Ritel Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke