Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bagaimana Kelanjutan Barter Komoditas dengan Sukhoi Rusia?

Dikrekur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan (Kemendag), Oke Nurwan mengatakan, pihaknya saat ini masih menunggu kontrak antara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dengan Pemerintah Rusia mengenai barter tersebut. 

"Masih berjalan, tapi intinya kan menunggu main kontraknya dulu," ujar dia saat ditemui di Kantor Kementerian Perdagangan, Jakarta, Rabu (20/12/2017). 

Namun sayangnya, Oke enggan mengungkapkan proses selanjutnya terkait imbal dagang atau barter komoditas dengan Sukhoi tersebut. 

"Itu (prosesnya) tanya di Kemenhan," imbuh dia.

Dalam proses terakhir barter tersebut, pemerintah masih melakukan renegosiasi dengan pihak Rusia.

Pasalnya, dengan hasil imbal dagang 16 komoditas senilai 1,14 miliar dollar AS atau Rp 15,3 triliun (Kurs Rp 13.500) hanya mendapatkan 11 Sukhoi SU-35. 

Padahal, berdasarkan data Wikipedia, harga satu unit pesawat Sukhoi SU-35 diperkirakan antara 40 juta dollar AS hingga 65 juta dollar AS.

Artinya, dengan imbal dagang 1,14 miliar dollar AS, harusnya jumlah pesawat yang bisa didapat sekitar 15 unit - 17 unit.

Regoisasi akan dilakukan oleh Ryamizard Ryacudu, Menteri Pertahanan. Nantinya ada 16 komoditas yang akan dimasukkan ke dalam kesepakatan imbal dagang dalam pengadaan Sukhoi tersebut.

Produk tersebut antara lain CPO beserta turunannya, tekstil dan furnitur. Selain itu, produk pertahanan buatan Indonesia juga akan masuk dalam komoditas yang diimbaldagangkan. Ke-16 produk tersebut merupakan permintaan dari Rusia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/20/133957726/bagaimana-kelanjutan-barter-komoditas-dengan-sukhoi-rusia

Terkini Lainnya

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke