Sebab, tiga lembaga pemeringkatan internasional menaikkan peringkat utang Indonesia menjadi investment grade alias layak investasi.
Peringkat investment grade ini tidak mudah didapat. Pemerintah memerlukan dan memastikan sejumlah instrumen pendorong pertumbuhan ekonomi dan investasi berjalan dengan baik terlebih dahulu.
Berikut catatan Kompas.com mengenai lembaga mana saja yang memberikan peringkat layak investasi ke Indonesia, berikut alasannya.
1. Moody's
Lembaga pemeringkatan pertama yang menaikkan peringkatnya untuk Indonesia pada tahun 2017 ini adalah Moody's Investor Services. Pada 8 Februari 2017 lalu, Moody's menaikkan outlook Indonesia menjadi positif.
Outlook tersebut mengafirmasi peringkat Indonesia, yakni Baa3, peringkat investment grade terendah Moody's. Dalam pernyataannya, Moody's menyatakan vulnerabilitas eksternal Indonesia telah membaik.
Moody's juga memuji upaya Indonesia dalam melakukan reformasi guna menggenjot investasi dan iklim usaha. Pun Moody's memuji stabilitas makroekonomi dan disiplin fiskal Indonesia.
2. Standard & Poor's
Lembaga pemeringkat Standard & Poor's (S&P) pada 19 Mei 2017 lalu menempatkan Indonesia pada status investment grade. S&P menaikkan peringkat Indonesia menjadi BBB- dengan outlook stabil.
Dalam pernyataannya, S&P menjelaskan keputusan itu didasari berkurangnya risiko fiskal, seiring kebijkan anggaran pemerintah yang lebih realistis, sehingga membatasi kemungkinan pemburukan defisit ke depan secara signifikan.
S&P memandang, Indonesia telah menunjukkan perumusan kebijakan yang efektif untuk mendukung keuangan pemerintah yang berkesinambungan dan pertumbuhan ekonomi yang berimbang. S&P sebelumnya mengafirmasi peringkat Indonesia pada level BB+ dengan outlook positif pada 1 Juni 2016.
3. Fitch Ratings
Lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings memberikan peningkatan peringkat utang Indonesia dari BBB- menjadi BBB+. Kedua peringkat tersebut merupakan konfirmasi status layak investasi atau investment grade bagi Indonesia.
Kenaikan peringkat utang tersebut didukung ketahanan Indonesia terhadap guncangan eksternal atau faktor global dalam beberapa tahun terakhir. Kebijakan makroekonomi pun secara konsisten untuk menjaga stabilitas.
Kebijakan nilai tukar yang lebih fleksibel sejak pertengahan 2013 pun membantu mendukung cadangan devisa Indonesia menjadi 126 miliar dollar AS.
Indonesia, kata Fitch Ratings, mampu disiplin menjaga kebijakan moneternya sehingga membatasi dampak aliran modal asing yang keluar dari Indonesia.
Langkah berhati-hati dalam menekan utang luar negeri terutama perusahaan serta pendalaman pasar keuangan pun membantu stabilitas pasar lebih baik.
Manfaat Investment Grade
Lalu, apa sebenarnya manfaat predikat investment grade alias layak investasi tersebut bagi Indonesia?
1. Mempermudah mempermudah Indonesia dalam menjaring investasi, khususnya investasi asing.
"Dalam hal dampak, yang paling signifikan adalah arus investasi asing langsung (foreign direct investment/FDI) dalam tahun-tahun ke depan," ujar Gundy Cahyadi, ekonom DBS untuk Indonesia, Thailand, dan Filipina dalam laporannya tertulisnya, Jumat (19/5/2017).
Gundy menjelaskan, derasnya arus investasi asing ke Indonesia pasca disematkannya predikat investment grade dapat terus terjadi asalkan stabilitas tetap terjaga.
Selain itu, fundamental pertumbuhan ekonomi juga membaik dan komitmen pemerintah untuk melakukan reformasi tidak kendur.
2. Masuknya investasi asing
Ekonom Taye Shim dan Giovanni Dustin dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia menyatakan, penyematan predikat layak investasi terhadap Indonesia diekspektasikan bakal memberi dampak positif berupa aliran investasi masuk ke Indonesia.
Menurut Shim dan Dustin, mengantongi predikat investment grade memungkinkan Indonesia mengakses basis investor yang lebih luas.
"Peningkatan rating ini seharusnya mendorong valuasi lebih tinggi. Kami ekspektasikan konsumen dan perbankan menjadi sektor yang diuntungkan paling kuat, sejalan penguatan rupiah dan lingkungan bunga rendah dapat memperbaiki daya beli masyarakat, serta biaya dana yang lebih murah," jelas Shim dan Dustin.
3. Surat Berharga atau Obligasi RI akan Laku Keras
Kepala ekonom PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk Winang Budoyo menyebut, salah satu dasar pertimbangan S&P menaikkan predikat Indonesia menjadi investment grade adalah terkait upaya pemerintah untuk menyehatkan APBN.
Menurut Winang, predikat investment grade akan berpengaruh positif bagi investor. Ia memberi contoh adalah investor di pasar surat berharga alias obligasi.
"Kita lihat kalau roadshow, banyak yang minat terutama ke dana pensiun. Sering terganjal aturan untuk masuk ke dana pensiun. Sebelumnya ada yang terganjal, sekarang membuka pasar yang lebih besar," tutur Winang.
https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/27/080000626/catatan-2017-saat-indonesia-akhirnya-menyandang-status-investment-grade-