Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI: Indonesia Perlu Antisipasi Dampak Reformasi Pajak AS

Kebijakan ini adalah bagian dari serangkaian gebrakan ekonomi yang dilakukan Presiden Donald Trump.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus DW Martowardojo menuturkan, RUU Pajak AS adalah sebuah terobosan yang dilakukan oleh AS dan dapat diselesaikan dengan cepat.

Sebelumnya, kebijakan ini diperkirakan bakal mulai berlaku tahun 2019, namun ternyata setahun lebih cepat.

"Ini merupakan suatu perkembangan yang mesti disikapi oleh negara-negara di dunia," ujar Agus di kantornya di Jakarta, Kamis (28/12/2017).

Agus menyatakan, perekonomian AS terus menunjukkan perbaikan. Bank sentral AS Federal Reserve pun mencanangkan bakal menaikkan suku bunga acuan, sehingga normalisasi kebijakan moneter terus berjalan.

Namun demikian, kebijakan perpajakan di AS membuat banyak investor AS yang selama ini menanamkan modalnya di luar negeri kemungkinan bakal terpikat untuk "memulangkan" modalnya. Tentu saja mereka akan mengambil peluang atas penurunan besaran pajak tersebut.

"Tentu negara-negara yermasuk Indonesia perlu mengantisipasi, karena kalau seandainya terjadi capital reversal (pembalikan modal) itu adalah sesuatu yang perlu dikelola hati-hati," ungkap Agus.

Mantan Menteri Keuangan RI tersebut menjelaskan, bank sentral memandang hal yang paling utama adalah menjaga fundamental ekonomi Indonesia. Selain itu, reformasi struktural juga harus terus dijalankan.

Dengan demikian, investor-investor asing termasuk yang berasal dari AS terus yakin dalam menanamkan modalnya di Indonesia.

"Kami tentu akan menjaga dan BI akan selalu ada di pasar untuk menjaga stabilitas nilai tukar agar terus terjaga," tutur Agus.

Ia mengungkapkan, sepanjang tahun 2017 ini volatilitas nilai tukar rupiah mencapai kisaran 3 persen. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pada tahun 2016 lalu yang mencapai 8 persen.

"Ini menunjukkan stabilitas terjaga selama 2017. Kita harapkan 2018 terus terjaga," terang Agus.

https://ekonomi.kompas.com/read/2017/12/29/103000626/bi--indonesia-perlu-antisipasi-dampak-reformasi-pajak-as

Terkini Lainnya

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Bangun Smelter Nikel Berkapasitas 7,5 Ton, MMP Targetkan Selesai dalam 15 Bulan

Whats New
Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Gelar RUPS, Antam Umumkan Direksi Baru

Whats New
Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Siap-siap, Antam Bakal Tebar Dividen 100 Persen dari Laba Bersih 2023

Whats New
Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Berkomitmen Sediakan Layanan Digital One-Stop Solution, Indonet Resmikan EDGE2

Whats New
Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Libur Panjang, KCIC Siapkan 28.000 Tempat Duduk Kereta Cepat Whoosh

Whats New
Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Emiten Penyedia Infrastuktur Digital EDGE Raup Laba Bersih Rp 253,6 Miliar pada 2023

Whats New
InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

InJourney: Bergabungnya Garuda Indonesia Bakal Ciptakan Ekosistem Terintegrasi

Whats New
KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

KAI Bakal Terima 1 Rangkaian Kereta LRT Jabodebek yang Diperbaiki INKA

Whats New
BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

BTN Relokasi Kantor Cabang di Cirebon, Bidik Potensi Industri Properti

Whats New
Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak 'Tenant' Donasi ke Panti Asuhan

Pengelola Gedung Perkantoran Wisma 46 Ajak "Tenant" Donasi ke Panti Asuhan

Whats New
Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Shell Dikabarkan Bakal Lepas Bisnis SPBU di Malaysia ke Saudi Aramco

Whats New
Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Utang Rafaksi Tak Kunjung Dibayar, Pengusaha Ritel Minta Kepastian

Whats New
BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

BEI Enggan Buru-buru Suspensi Saham BATA, Ini Sebabnya

Whats New
PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

PT Pamapersada Nusantara Buka Lowongan Kerja hingga 10 Mei 2024, Cek Syaratnya

Work Smart
Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Koperasi dan SDGs, Navigasi untuk Pemerintahan Mendatang

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke