Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Harga Telur di Pangkalan Bun Lambat Turun, Ini Penyebabnya

Pantauan Kompas.com di Pasar Indra Sari, harga satu tray karton berisi 30 butir telur ayam (seberat sekitar 1,9 kilogram) mencapai Rp 52.000 per tray, atau sekitar Rp 26.000 per kilogram.

Harga tersebut masih jauh lebih tinggi dibanding harga menjelang Natal, Rp 42.000 per tray karton. Dalam beberapa bulan sebelum Natal, harga telur ayam sempat menyentuh Rp 37.000 per tray karton di Pangkalan Bun, ibukota Kabupaten Kotawaringin Barat ini.

Namun, harga yang menanjak cepat jelang Natal dan tahun baru, tak serta-merta turun setelahnya. "Naiknya cepat. Turunnya perlahan-lahan," tutur Mahmudin, pemilik kios khusus telur di Pasar Indrasari, Pangkalan Bun, pada Kompas.com, Rabu (3/1/2018) siang.

Menurut laki-laki asal Hulu Sungai, Kalimantan Selatan, itu faktor cuaca yang menghambat pasokan telur di Jawa, turut mempengaruhi kenaikan harga dengan cepat.

Sementara pasokan dari peternak ayam petelur lokal jumlahnya jauh dari kebutuhan. Selain itu, pasokan tersebut tak menjadi pilihan utama pedagan eceran.

Selamat, produsen telur lokal, sekaligus agen penjual telur menilai, faktor cuaca yang mengganggu pasokan, bukan jadi penyebab naiknya harga telur.

Menurutnya, kenaikan harga telur ini lazim terjadi menjelang Natal dan Tahun Baru. "Karena permintaan naik. Di Jawa juga naik. Di seluruh Indonesia sama," ujarnya pada Kompas.com, Rabu (3/1/2017).

Ia mengaku, memang produksi telur lokal masih jauh dari kebutuhan telur se-Pangkalan Bun dan sekitarnya.

Pemilik usaha ayam petelur ini mengatakan, untuk memenuhi 100 persen kebutuhan telur, diperlukan 250.000 ekor ayam petelur.

Sementara pemilik ayam petelur di Kabupaten Kotawaringin Barat belum bisa memasok hingga 50 persen kebutuhan tersebut.

"Setiap hari, konsumsi telur di Kotawaringin Barat, lebih dari 10 ton," ujar pria empat puluhan tahun, yang memiliki 6.000 ekor ayam petelur ini.

Selain itu, lanjut dia, peningkatan jumlah peternak ayam petelur lokal pun, belum tentu akan membuat harga telur lebih murah. Hal ini karena harga pakan selalu naik, dan didatangkan dari Jawa.

Ia mengatakan, bila harga turun, bisa jadi ada produsen yang merugi, bahkan gulung tikar. Itu karena penawaran banyak, sementara biaya produksi, terutama kebutuhan pakan tinggi.

Meski begitu, harga telur di Pangkalan Bun sejatinya bervariasi. Ini karena patokan jual-belinya berdasarkan tray (wadah yang berisi 30 butir telur).

Tray dengan jenis telur yang lebih besar, lebih mahal. Saat ini bisa mencapai Rp 52.000 per tray. Satu tray dengan telur yang lebih kecil, harganya lebih murah, bisa mencapai Rp 47.000 per tray.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/04/120000126/harga-telur-di-pangkalan-bun-lambat-turun-ini-penyebabnya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke