Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengajukan KUR di Bank Artha Graha Tidak Susah, Begini Caranya

Kredit ini disalurkan oleh perbankan yang telah ditunjuk pemerintah untuk membantu permodalan masyarakat dalam menjalankan kegiatan ekonomi, termasuk usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Data Global Entrepreneurship Monitor (GEM) pada 2016 menunjukkan bahwa Indonesia baru memunyai sekitar 1,65 persen pelaku wirausaha dari total jumlah penduduk 250 juta jiwa.

Padahal idealnya, jumlah wirausaha mencapai 2 persen dari total jumlah penduduk suatu negara.

Data GEM itu juga menunjukkan bahwa jumlah yang dimiliki Indonesia tertinggal ketimbang tiga negara di kawasan Asia Tenggara yakni Singapura, Malaysia, dan Thailand. Ketiganya mencatatkan angka 7 persen, 5 persen, dan 3 persen dari total jumlah penduduk masing-masing.

Tentunya, program KUR dimaksudkan untuk menggenjot jumlah wirausaha, yang memang selalu kesulitan modal di awal usahanya.

Salah satu bank yang menyalurkan KUR adalah PT Bank Artha Graha Internasional Tbk. Bank Artha Graha memiliki beberapa jenis KUR yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.

Kompas.com mendatangi salah satu kantor cabang perseroan di bilangan Jakarta Selatan untuk memperoleh informasi seputar KUR. Persyaratan untuk memperoleh KUR di bank ini ternyata tidak terlalu sulit.

"Syarat pertama adalah memiliki rekening Bank Artha Graha kalau Ibu belum punya," kata salah seorang petugas customer service kepada Kompas.com.

Syarat lainnya adalah melampirkan fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) elektronik, kartu keluarga, akte nikah bagi yang sudah menikah, serta surat keterangan domisili bagi yang bertempat tinggal berbeda dengan alamat di KTP.

Kemudian, calon debitur juga harus menyertakan surat izin usaha dari kelurahan, pembukuan keuangan usaha selama setidaknya 6 bulan.

Jangan lupa, calon debitur juga harus menyertakan pas foto ukuran 4 x 6 cm dan foto lokasi usaha.

Saat ini, Bank Artha Graha memiliki tiga jenis KUR. Ketiganya yakni KUR Mikro, Ritel, dan KUR khusus untuk Tenaga Kerja Indonesia (TKI).

Plafon untuk KUR Mikro adalah maksimal Rp 25 juta, sementara KUR Ritel Rp 25 juta-Rp 500 juta, dan KUR TKI maksimal Rp 25 juta.

"Bunganya 9 persen per tahun. Jadi bunga per bulannya tidak sampai 1 persen," jelas sang petugas customer service.

Untuk KUR Mikro, perseroan tidak mempersyaratkan agunan. Sementara itu, untuk KUR Ritel, ada syarat agunan, yakni barang yang memiliki nilai pasar setidaknya 50 persen dari nilai KUR yang diajukan.

"Bisa misalnya sertifikat tanah, rumah, atau kendaraan bermotor," tutur dia.

Membandingkan program pembiayaan lain

Selain KUR, pemerintah juga punya program pembiayaan bernama kredit ultra mikro (UMi). Tujuan penyaluran kredit ini adalah untuk mengurangi tingkat kemiskinan.

Sasaran pembiayaan ini adalah usaha mikro yang selama ini belum terjangkau oleh Kredit Usaha Rakyat (KUR).

Pinjaman tersebut, akan disalurkan dengan plafon maksimal Rp 10 juta per orang dan berbunga ringan di kisaran 2 persen hingga 4 persen.

Pengusaha dengan skala ultra mikro, sering kali tidak masuk dalam kriteria debitur yang layak di mata bank (unbankable) lantaran agunan yang diajukan tidak sesuai dengan risiko yang harus ditanggung.

Untuk mendapatkan fasilitas pembiayaan ini, pemerintah menetapkan berbagai syarat dan kriteria, antara lain calon nasabah merupakan Warga Negara Indonesia (WNI) dibuktikan dengan NIK elektronik.

Calon nasabah juga sedang tidak menerima pembiayaan atau kredit dari lembaga keuangan atau koperasi lainnya. Selain itu, calon nasabah juga harus memiliki izin usaha atau keterangan usaha dari instansi pemerintah.

Dalam program tersebut pemerintah melibatkan tiga perusahaan plat merah yang memiliki pembiayaan ultra mikro, yaitu Pegadaian, Permodalan Nasional Madani, dan Bahana Artha Ventura.

Program pemerintah untuk pembiayaan pengusaha kecil lain yakni program yang diusung oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, yakni program kewirusahaan One Kecamatan One Center Entrepreneurship ( OK OCE).

Pemprov DKI Jakarta menganggarkan anggaran sebesar Rp 82 miliar untuk program ini, terutama untuk anggaran pelatihan.

Program ini tidak memberikan modal secara khusus, tetapi membantu warga yang ikut pelatihan kewirausahaan untuk mendapat akses untuk meminjam modal ke bank. Istilahnya, sebagai fasilitator saja.

Program ini bekerja sama dengan Bank DKI sebagai BUMD di DKI Jakarta, serta dengan asosiasi FinTech Indonesia. Fintech saat ini menjadi alternatif pembiayaan bagi masyarakat yang belum tersentuh perbankan.

Namun, berbeda dengan program KUR yang bunganya hanya 7 persen - 9 persen, dan berbeda dengan UMi yang bunganya antara 2 persen sampai 4 persen, bunga di program OK OCE ini mencapai 13 persen per tahun.

Meski demikian, berdasarkan penelusuran Kompas.com di Bank DKI sendiri belum ada program pembiayaan melalui OK OCE ini.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/10/183911326/mengajukan-kur-di-bank-artha-graha-tidak-susah-begini-caranya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke