Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perkembangan Industri Fintech di 2017 Dalam Kacamata Asosiasi

Hal ini didukung mulai dari regulasi yang semakin memberikan kepastian bagi industri, hingga tingkat literasi keuangan yang semakin baik, terutama di pasar kelompok millennial.

Selain itu, juga tampak kolaborasi yang semakin baik antar para pemangku kepentingan untuk memperkuat ekosistem tekfin dalam negeri

Hal itu diungkapkan oleh Direktur Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH) Ajisatria Suleiman melalui siaran pers ke Kompas.com, Selasa (16/1/2018). Berikut paparan lengkapnya.
 
Komposisi Pemain Usaha dan Pengguna Layanan Tekfin

Laporan tahunan AFTECH mencatat, per Desember 2017 terdata sebanyak 235 perusahaan tekfin yang bergerak di Indonesia saat ini.

Dari jumlah tersebut, subsektor sistem pembayaran masih mendominasi, yaitu sebesar 39 persen.

Subsektor ini dipercaya terus menguat sejalan dengan semakin banyaknya konsolidasi dan sinergi yang dilakukan oleh para pelaku usaha untuk memadukan potensi dan kekuatan solusi dari masing-masing pihak.

Di sisi lain, jumlah pelaku usaha dari subsektor pinjam-meminjam tercatat tumbuh pesat dari 15 persen pada awal tahun 2017 menjadi 32 persen pada akhir tahun.

Hal ini turut didorong oleh terbitnya Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (P.OJK) terkait sistem pinjam-meminjam online (P2P lending) pada akhir tahun lalu. Hasilnya, data OJK melaporkan jumlah transaksi P2P lending hingga November 2017 mencapai Rp 2,2 triliun.

Selebihnya, dari 235 perusahaan, sebanyak 11 persen berasal dari subsektor market provisioning, 11 persen dari manajemen investasi, 4 persen dari insurtech dan 3 persen dari equity capital raising.

Sementara itu, dilihat dari target pasar, pengguna layanan tekfin terbesar datang dari kelompok milenial kelas menengah, berusia 25-35 tahun, dengan pendapatan Rp 5 juta Rp 15 juta per bulan dan berbekal literasi digital yang baik.

Kaum milenial ditengarai secara umum sudah terbiasa dengan teknologi, sehingga lebih mudah mengadopsi inovasi baru berbasis teknologi.

Kolaborasi bagi Inklusi Keuangan

Catatan penting dari pertumbuhan tekfin 2017 adalah semangat kolaborasi yang dipercaya menjadi salah kunci perkembangan industri.

AFTECH melaporkan sepanjang tahun 2017, seluruh perusahaan tekfin telah berkolaborasi dengan bank baik secara langsung (77 persen) maupun tidak langsung (67 persen). Sebanyak 63,9 persen pelaku usaha tekfin terdata telah terkoneksi ke Bank melalui API.

Ketua Umum AFTECH, Niki Luhur mengaku optimistis industri tekfin dapat terus mendukung pemerintah dalam mendukung pertumbuhan ekonomi.

Menurut dia, target inklusi keuangan negara adalah untuk mencakup 75 persen masyarakat pada tahun 2019, dari 36 persen di 2014.

"Hal ini menegaskan bahwa kita masih harus menempuh perjalanan panjang, dan hanya dapat tercapai jika kita semua berkolaborasi,” jelas Niki Luhur.

Kepastian Kebijakan dan Kerja Sama Regulator

Pertumbuhan industri tekfin di tahun 2017 tidak lepas dari dukungan positif pemerintah melalui berbagai regulasi dan inisiatif yang diluncurkan sepanjang tahun.

Hal ini dirasakan oleh pelaku usaha yang secara umum dilaporkan puas dengan kinerja baik Bank Indonesia (BI) dan OJK sepanjang tahun 2017.

Ke depannya, pelaku usaha berharap terjalin komunikasi dan kolaborasi yang lebih baik dengan para regulator, serta terdapat peta jalan (roadmap) pemerintah yang lebih jelas terkait pengembangan industri.

Namun demikian, 62,3 persen dari pelaku usaha masih melihat verifikasi calon nasabah tanpa tatap muka (remote KYC) sebagai masalah regulasi utama.

Sekretaris Jenderal AFTECH, Karaniya Dharmasaputra mengatakan, kendala utama pelaku usaha adalah melakukan verfikasi nasabah tanpa tatap muka (presence-less) dan tanpa kertas (paperless).

Sebab, geografi Indonesia yang sangat menantang untuk menjangkau masyarakat hingga ke pelosok, dimana transaksi keuangan tidak dapat dilakukan seluruhnya secara fisik. 

"Oleh sebab itu layanan mobile atau yang dilakukan secara jarak jauh menjadi preposisi keunggulan tekfin yang dapat turut mendukung peningkatan layanan keuangan,” ungkap Karaniya Dharmasaputra.

Meningkatnya Keseriusan Usaha

Pelaku usaha juga tampak makin serius dalam membangun usaha tekfin, dimana 49 persen perusahaan terbukti telah membangun sendiri atau mengeluarkan belanja modal (capex) untuk mengembangkan solusi keamanan data. 

Kemudian, sebanyak 34 persen melakukan hal yang sama untuk mengembangkan solusi penyimpanan data (data warehousing) dan 23 persen melakukan hal yang sama untuk mengembangkan solusi tandatangan digital.

Hal ini sejalan dengan harapan regulator untuk menciptakan layanan keuangan digital yang inovatif namun tetap memastikan kemampuan mitigasi risiko yang mumpuni.

Bukti lain keseriusan pelaku usaha dalam mebangun usaha tekfin terlihat dari kesadaran akan pentingnya standarisasi.

Laporan tahunan AFTECH menunjukkan 41,4 persen perusahaan tekfin telah mengikuti regulasi dan standar internasional dan masih mendambakan kejelasan terkait ISO 27001 sebagai standar yang disyaratkan oleh Kementerian Komunikasi dan Informasi.

Skala dan Kapasitas Usaha Tekfin

Sementara itu, dilihat dari usianya, meski mayoritas pelaku usaha industri tekfin berdiri dalam kurun tahun 2015 – 2017, hampir 32 persen perusahaan tersebut memiliki lebih dari 100 karyawan.

Ini menunjukkan bahwa secara skala perusahaan tekfin di Indonesia makin membesar, sekaligus membuktikan potensi penyerapan tenaga kerja yang ditawarkan oleh tekfin.

Terkait sumber daya manusia (SDM), pelaku usaha tekfin masih menghadapi tantangan kurangnya keterampilan (skill gap) terutama di bidang data dan analisa (data and analytics), pengetahuan industri keuangan (financial industry knowledge), pemrograman back-end (back-end programming), desain pengalaman pengguna (user experience design) dan manajemen resiko (risk management).

AFTECH memprediksi, di masa mendatang, sektor keuangan digital akan didominasi oleh platform tekfin dari aplikasi transportasi, e-commerce dan perusahaan tekfin independen.

Selain itu, peta persaingan tekfin ke depannya juga masih akan dibayangi oleh pemain-pemain dari platform internet atau teknologi global, lembaga keuangan konvensional dan perusahaan infrastruktur teknologi, termasuk perusahaan telekomunikasi.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/16/210000526/perkembangan-industri-fintech-di-2017-dalam-kacamata-asosiasi

Terkini Lainnya

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Genjot Dana Murah, Bank Mega Syariah Gelar Program Tabungan Berhadiah

Whats New
Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Foxconn Tak Kunjung Bangun Pabrik di RI, Bahlil: Masih Nego Terus...

Whats New
Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Strategi Bisnis Bank Jatim di Tengah Tren Suku Bunga Tinggi

Whats New
Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Sambangi Gudang DHL, Dirjen Bea Cukai: Proses Kepabeanan Tak Bisa Dipisahkan dari Perusahaan Jasa Titipan

Whats New
Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Bank Jatim Cetak Laba Rp 310 Miliar pada Kuartal I-2024

Whats New
BKKBN Sosialisasi Cegah 'Stunting' melalui Tradisi dan Kearifan Lokal 'Mitoni'

BKKBN Sosialisasi Cegah "Stunting" melalui Tradisi dan Kearifan Lokal "Mitoni"

Whats New
Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Cara Membuat CV agar Dilirik HRD

Work Smart
Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Tumbuh 22,1 Persen, Realisasi Investasi RI Kuartal I 2024 Capai Rp 401,5 Triliun

Whats New
Cara Menjawab 'Apakah Ada Pertanyaan?' Saat Wawancara Kerja

Cara Menjawab "Apakah Ada Pertanyaan?" Saat Wawancara Kerja

Work Smart
Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Mandiri Capital Indonesia Siap Jajaki Pasar Regional dan Global

Whats New
Menteri KP 'Buka-bukaan' soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Menteri KP "Buka-bukaan" soal Aturan Penangkapan Ikan Terukur, Akui Banyak Diprotes

Whats New
Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Adaro Minerals Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA-S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Bos BI Percaya Digitalisasi Bisa Dorong RI Jadi Negara Berpenghasilan Menengah Ke Atas

Whats New
Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 Per Bulan

Rincian Biaya Admin BRI BritAma 2024 Per Bulan

Spend Smart
BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

BRI Finance Beri Pinjaman sampai Rp 500 Juta dengan Jaminan BPKB

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke