Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dampak "Shutdown" Pemerintah AS ke Ekonomi Indonesia Tidak Besar

Terkait hal ini, Head ASEAN Economic Research Standard Chartered bank Edward Lee menyatakan, ini bukan pertama kalinya pemerintah AS dalam kondisi shutdown. Terakhir kali shutdown terjadi di AS adalah pada Oktober 2013 lalu selama 16 hari.

"Pada waktu itu pasar sempat terdampak dan terjadi risk off," kata Lee pada konferensi pers Global Research Briefing 2018 Global Outlook di Hotel Mandarin Oriental, Jakarta, Senin (22/1/2018).

Namun demikian, Lee memandang bahwa dampak shutdown pemerintah AS terhadap perekonomian maupun negara-negara lain termasuk Indonesia sangat bergantung pada berapa lama shutdown akan berlangsung. Selain itu, fundamental ekonomi AS tahun ini pun cukup baik.

"Sekarang kondisi perekonomian AS cukup positif, sehingga dampaknya tidak terlalu besar," terang Lee.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Ekonom Standard Chartered Bank Indonesia Aldian Taloputra mengungkapkan, dampak shutdown pemerintah AS terhadap Indonesia relatif kecil. Pun ini bergantung pada durasi shutdown.

"Semakin lama shutdown, maka artinya sebagian layanan publik yang esensial akan tutup. Artinya mungkin produktivitas, kinerja ekonomi akan terganggu," ungkap Aldian.

Meskipun demikian, secara historis shutdown pemerintah AS tidak berlangsung lama. Sehingga, dampaknya terhadap perekonomian pun relatif terbatas.

Di samping itu, momentum perekonomian AS saat ini pun cukup kuat.

"Multiplier effect (dampak rentetan) kejadian ini terhadap daya beli AS sebagai trading partner (mitra dagang) kita tidak akan banyak terpengaruh," tutur Aldian.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/22/164559026/dampak-shutdown-pemerintah-as-ke-ekonomi-indonesia-tidak-besar

Terkini Lainnya

4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

4 Tips Menggunakan Kartu Kredit ala Renata Kusmanto

Spend Smart
Nilai Rata-rata Transaksi 'Paylater' di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Nilai Rata-rata Transaksi "Paylater" di Indonesia Masih di Bawah Rp 500.000

Whats New
Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Rupiah Kembali Terkapar, Dollar AS Tembus Rp 16.400

Whats New
Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Permudah BPR Ajukan Perizinan Kelembagaan, OJK Luncurkan Aplikasi SPRINT

Whats New
Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Sepanjang 2023, Aplikasi Investasi Pluang Catat Kenaikan Nilai Transaksi 22 Kali Lipat

Whats New
KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

KPPI Mulai Penyelidikan soal Impor Ubin Keramik

Whats New
Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Karier.mu dan Women’s World Banking Luncurkan Modul Kapabilitas Keuangan dan Digital, Bisa Diakses Gratis

Whats New
Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Bersama Mentan Amran, Presiden Jokowi Lakukan Peninjauan Program Pompanisasi di Kotawaringin Timur

Whats New
IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

IHSG Menguat di Akhir Sesi, Rupiah Koreksi

Whats New
Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Membandingkan Anggaran Makan Siang Gratis Rp 71 Triliun dengan Pembangunan IKN

Whats New
Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Badan Bank Tanah Targetkan Peningkatan Aset Lahan 23.000 Hektar Tahun Ini

Whats New
Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Surge dan Arsari Group Sepakati Kerja Sama Penyediaan Akses Internet Masyarakat

Whats New
2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

2 Solusi Lupa PIN ATM BNI, Bisa dari HP Antiribet

Spend Smart
Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Mandiri Energi, Dusun di Cilacap Ini Andalkan Listrik dari Tenaga Surya

Whats New
Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Kuartal I-2024, Emiten Infrastruktur Telko SUPR Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 3,8 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke