Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI: Terlanjur Punya Mata Uang Virtual, Risiko Ditanggung Sendiri

Padahal, Bank Indonesia (BI) sebagai otoritas moneter dan sistem pembayaran sudah menyatakan bahwa mata uang virtual bukan alat pembayaran yang sah.

Lalu, bagaimana dengan pengguna yang sudah terlanjur memilikinya? Bank sentral menyatakan, risikonya harus ditanggung sendiri oleh pengguna.

"Kalau sudah terlanjur pegang virtual currency (mata uang virtual), take risk (ambil risiko sendiri), siap-siap untung atau rugi," kata Onny di Kompleks Perkantoran BI, Rabu (31/1/2018).

Onny menyatakan, bank sentral berharap penggunaan mata uang virtual tidak meluas sebelum jelas statusnya sebagai alat pembayaran. Apabila sudah kelas status hukumnya, maka masyarakat yang baru akan memiliki mata uang virtual bisa mengambil keputusan.

"Kalau belum jelas, saran kami jangan, karena volatilitasnya (tinggi)," ungkap Onny.

Onny menuturkan, bank sentral sudah belajar dari beberapa kasus di negara lain, seperti peretasan mata uang virtual di Jepang. Selain itu, pada tahun 2016 pun ethereum pernah kebobolan hingga 50 juta dollar AS.

"Kalau sudah terlanjur, kalau berani ambil risiko silakan. Kalau tidak berani, kembalikan saja ke yang jual," jelas Onny.

Ia pun mengungkapkan, bank sentral memandang mata uang virtual memiliki risiko yang tinggi meski kadang memberi untung besar. Namun, mata uang virtual juga berisiko besar terhadap perekonomian.

"Kalau jumlahnya meluas bisa mengganggu banyak orang dan kalau kena perekonomian dampaknya bisa 5 tahun. Maka dari itu, jangan main-main dengan stabilitas," ungkap Onny.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Departemen Komunikasi BI Agusman menyatakan, mata uang virtual memiliki beberapa karakteristik, yakni tidak ada perlindungan konsumen dan berisiko fraud atau terjadi kejahatan.

Di samping itu, mata uang virtual juga tidak ada pengawas yang mengatur dan tidak ada underlying asset yang membantali.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/01/31/190000626/bi--terlanjur-punya-mata-uang-virtual-risiko-ditanggung-sendiri

Terkini Lainnya

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Libur Kenaikan Yesus Kristus, 328.563 Kendaraan Tinggalkan Jakarta

Whats New
OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

OCBC Singapura Ajukan Tawaran Rp 16 Triliun untuk Akuisisi Great Eastern Holdings

Whats New
Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Inggris Keluar dari Jurang Resesi Ekonomi

Whats New
Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Minta Penjualan Elpiji di Warung Madura Diperketat, Ini Penjelasan Peritel

Whats New
Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Intervensi Bank Sentral Kesetabilan Rupiah dan Cadangan Devisa

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke