Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

2019, Kemenhub Fokus Bangun Konektivitas Daerah Tertinggal

Penguatan konektivitas tersebut diharapkan bakal bisa memacu pertumbuhan dan mengurangi kesenjangan ekonomi. Selain itu, kemudahan akses antar wilayah juga bisa membuat suatu lokasi jadi lebih menarik untuk investasi.

"Dalam mewujudkan tema Rencana Kerja Pemerintah (RKP) Tahun 2019, Kementerian Perhubungan diamanatkan untuk melaksanakan pengurangan kesenjangan antar wilayah melalui penguatan konektivitas dan kemaritiman," terang Menhub Budi Karya usai rapat Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Kemenhub tahun Anggaran 2019, Kamis (1/2/2018).

Dia menambahkan alokasi anggaran Kemenhub sejak 2016 hingga 2018 terus mengalami peningkatan. Di sisi lain, anggaran tersebut tetap saja belum cukup untuk memenuhi kebutuhan pembangunan infrastruktur transportasi.

Karenanya, kementerian bisa merancang agar anggaran belanja dan pendapatan negara (APBN) bisa difokuskan untuk pembangunan daerah tertinggal, terluar, dan perbatasan.

Sementara itu untuk wilayah yang sudah lebih berkembang dan secara ekonomi menarik, dibangun menggunakan skema kerja sama dengan swasta.

"Sesuai arahan Bapak Presiden kita didorong untuk mencari pendanaan alternatif di luar APBN untuk proyek yang bersifat strategis dan bernilai ekonomis tinggi," imbuhnya.

Pendanaan alternatif yang dimaksud antara lain berupa Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU), peningkatan peran BUMN, Pembiayaan Infrastruktur Non APBN (PINA), pembiayaan skema Surat Berharga Syariah Negara SBSN, serta investasi swasta murni.

Pada kesempatan yang sama, Kemenhub juga mengumumkan penggunaan aplikasi e-planning sebagai alat penyusunan RKA. Harapannya, dengan aplikasi tersebut perencanaan pusat dengan daerah bisa sinkron.

Disparitas

Sebelumnya, Menteri Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN) atau Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro juga mengatakan bahwa disparitas antardaerah di Indonesia masih cukup besar dan perlu dikurangi.

Nilai disparitas tersebut pada 2017 mencapai 0,391 persen. Meskipun nilainya kecil, di wilayah tertentu terlihat adanya ketimpangan yang sangat besar. Misalnya di Papua, Papua Barat, Banten, dan Bengkulu.

"Analisa awal kenapa ketimpangam di daerah tinggi, karena konektivitas lemah. Seperti di Musrembang Bengkulu, di sana terlihat miskin karena terisolasi dari lintas Sumatera dan terisolasi antar kabupatennya. Kemudian banyak desa di sana tidak ada jaringan," tuturnya dalam RKA Kemenhub.

Atas dasar itu, Bambang menyarankan agar pembangunan infrastruktur yang menunjang konektivitas antar daerah diperbanyak. Harapannya bisa memacu pemerataan ekonomi di daerah-daerah yang tertinggal.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/02/110000826/2019-kemenhub-fokus-bangun-konektivitas-daerah-tertinggal

Terkini Lainnya

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

J Trust Bank Hadirkan Program Tabungan sekaligus Penanaman Mangrove

Whats New
Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Pasar Perbaikan Pesawat di RI Besar, FL Technics Buka Fasilitas MRO di Bandara Ngurah Rai dan Raih Sertifikat FAA

Whats New
UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

UNESCO Tetapkan Semen Padang Sebagai Warisan Kolektif Asia Pasifik

Whats New
Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Perempuan Duduki 60 Persen Posisi Manajemen di Prudential Indonesia

Work Smart
Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Awasi Bus Pariwisata Tak Berizin, Kemenhub Perlu Kerja Sama dengan Instansi Lain

Whats New
Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Ada Modus Penipuan Mengatasnamakan Bukalapak, Pengguna dan Masyarakat Diminta Waspada

Whats New
Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Tumbuh 12,4 Persen, Kredit Perbankan Tembus Rp 7.245 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Waspada Modus Penipuan Keuangan Baru yang Mengincar Masyarakat pada 2024

Whats New
Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Menkominfo: Jurnalistik Harus Investigasi, Masa Harus Dilarang...?

Whats New
Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Maskapai Emirates Buka Lowongan Kerja di Jakarta, Lulusan SMA Bisa Daftar

Whats New
Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Didukung Konsumsi yang Tinggi, Prospek Bisnis Distribusi Beras Dinilai Makin Cerah

Whats New
PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

PGN Lunasi Utang Obligasi Dollar AS Pada 2024

Whats New
Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Sandiaga: Investasi di Sektor Parekraf Capai Rp 11 Triliun di Kuartal I 2024

Whats New
Kelas 1,2,3 Diganti Jadi KRIS, Ini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Kelas 1,2,3 Diganti Jadi KRIS, Ini Penjelasan Dirut BPJS Kesehatan

Whats New
Harga Bahan Pokok Selasa 14 Mei 2024 Mayoritas Naik

Harga Bahan Pokok Selasa 14 Mei 2024 Mayoritas Naik

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke