Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Gerai Clarks Tutup, Ini Penyebabnya Menurut Asosiasi Sepatu

Menurut dia, saat ini industri sepatu memang sedang mengalami stagnasi. Penutupan gerai Clarks menjadi salah satu patokan bagaimana industri sepatu domestik kurang bergairah.

Berdasarkan informasi yang disampaikan kepada Aprisindo, ada tiga hal yang membuat Clarks menutup gerainya di Indonesia. Pertama, karena harga sewa mal yang relatif tinggi, kedua, bea masuk yang tinggi dan tarifnya berubah-ubah dan ketiga, pengaruh persaingan dengan toko online.

"Online orang bisa beli dari belahan dunia manapun dan sampai rumah dengan free. Itu pasti mengancam (peritel), orang beli sepatu tidak kena bea masuk," ujarnya seperti dikutip dari KONTAN, Jumat (2/2/2018).

Dengan seperti itu, tentu saja produsen sepatu yang sudah impor dengan bea masuk, kemudian menyewa toko di mall dan pusat perbelanjaan akan tergerus. Belum lagi kebijakan dan bea masuk impor yang selalu berubah-ubah yang tidak memiliki fix cost sehingga membebani operasional.

"Anak muda itu sekarang tinggal pilih beli dari online saja, itu memang sampai sekarang tidak begitu terasa tetapi sudah mulai ada efeknya. Ke depan itu toko-toko di mal itu akan terkena imbasnya juga," lanjutnya.

Dirinya memprediksi tahun ini dan tahun depan, industri sepatu masih akan mengalami tantangan yang sama. Dalam dua tahun ini, stagnasi akan dialami oleh industri sepatu domestik, kendati ada ajang pilkada namun itu tidak akan banyak membantu.

"Di satu sisi peredarang uan banyak di tahun politik, tetapi di lain pihak tidak sebanyak tahun politik sebelumnya karena ada pemeriksaan KPK orang takut untuk spending politik," ucap dia. (Kontan/Andy Dwijayanto)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Aprisindo: Clarks tutup gerai sepatu di Indonesia karena tak cuan

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/02/224400926/gerai-clarks-tutup-ini-penyebabnya-menurut-asosiasi-sepatu

Terkini Lainnya

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Bantuan Pangan Tahap 2, Bulog Mulai Salurkan Beras 10 Kg ke 269.000 KPM

Whats New
Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Menperin: PMI Manufaktur Indonesia Tetap Ekspansif Selama 32 Bulan Berturut-turut

Whats New
Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Imbas Erupsi Gunung Ruang: Bandara Sam Ratulangi Masih Ditutup, 6 Bandara Sudah Beroperasi Normal

Whats New
Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Jumlah Penumpang LRT Jabodebek Terus Meningkat Sepanjang 2024

Whats New
Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Hingga Maret 2024, BCA Syariah Salurkan Pembiayaan ke UMKM Sebesar Rp 1,9 Triliun

Whats New
Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Antisipasi El Nino, Mentan Amran Dorong Produksi Padi NTB Lewat Pompanisasi

Whats New
Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Harga Emas ANTAM: Detail Harga Terbaru pada Jumat 3 Mei 2024

Spend Smart
Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Keberatan Penetapan Besaran Bea Masuk Barang Impor, Begini Cara Ajukan Keberatan ke Bea Cukai

Whats New
Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Ada Penyesuaian, Harga Tiket Kereta Go Show Naik per 1 Mei

Whats New
Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Simak Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BNI hingga Bank Mandiri

Whats New
Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Melirik Potensi Bisnis Refraktori di Tengah Banjir Material Impor

Whats New
IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

IHSG Bergerak Tipis di Awal Sesi, Rupiah Bangkit

Whats New
Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 3 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Pertamina Geothermal Kantongi Laba Bersih Rp 759,84 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Ekspansi Pabrik Terealisasi, Emiten Alat Kesehatan OMED Catat Laba Bersih Rp 63,5 Miliar per Kuartal I-2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke