Angka tersebut tumbuh 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp 127,31 triliun.
Direktur Keuangan Bank Danamon Satinder Ahluwalia menjelaskan, portofolio kredit perseroan terus bergeser menuju segmen non-mass market.
Pada tahun 2017, Bank Danamon membukukan pertumbuhan kredit pada segmen Usaha Kecil dan Menengah (UKM), enterprise dan consumer mortgage.
Kredit pada segmen UKM tumbuh 10 persen pada tahun 2017 menjadi Rp 28,5 triliun.
"Portofolio enterprise, terdiri dari perbankan korporasi, komersial, dan institusi keuamham tumbuh 4 persen menjadi Rp 37,6 triliun," kata Satinder dalam konferensi pers di Menara Bank Danamon, Senin (12/2/2018).
Ia menjelaskan, kredit consumer mortgage tercatat tumbuh 36 persen pada tahun 2017 menjadi Rp 6 triliun.
Di luar perbankan mikro, total portofolio kredit dan trade finance tumbuh 5 persen menjadi Rp 122,9 triliun pada tahun 2017.
Adapun pembiayaan baru Adira Finance tercatat tumbuh 5 persen untuk roda dua dan 6 persen untuk kendaraan roda empat.
Total pembiayaan Adira Finance adalah sebesar Rp 45,2 triliun, tumbuh 2 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Satinder juga menuturkan, perseroan terus meningkatkan kualitas aset melalui penerapan prosedur pengelolaan risiko secara pruden dan proses collection dan credit recovery secara disiplin.
Hingga akhir tahun 2017, kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) turun menjadi Rp 3,4 triliun.
Adapun rasio kredit bermasalah perseroan tercatat sebesar 2,8 persen, turun dibandingkan 3,1 persen pada periode yang sama tahun sebelumya.
Sementara itu, biaya kredit (cost of credit) turun menjadi Rp 3,5 triliun. Rasio biaya kredit beraa pada posisi 2,8 persen, turun dibandingkan 3,5 persen dibandingkan tahun 2016.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/12/181851326/bank-danamon-salurkan-kredit-rp-12972-triliun-sepanjang-tahun-2017