Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sering Terjadi Kelangkaan BBM dan Epiji jadi Penyebab Reorganisasi Pertamina

Rencana reorganisasi sudah direncanakan sejak lama, mengingat kelangkaan BBM dan elpiji sudah berlangsung sejak beberapa tahun lalu.

"Latar belakang reorganisasi karena ada kelangkaan BBM dan elpiji beberapa bulan lalu, bahkan dari tahun-tahun yang lalu," kata Deputi Menteri BUMN Bidang Pertambangan, Industri Strategis, dan Media Fajar Harry Sampurno dalam konferensi pers di gedung Kementerian BUMN, Selasa (13/2/2018).

Selain alasan kelangkaan, Fajar juga menyebut alasan tantangan perusahaan ke depan juga mendasari ditempuh jalur reorganisasi tersebut.

Tantangan yang dimaksud adalah mengenai orientasi bisnis perusahaan, dan sudah ditentukan perubahannya dari product oriented menjadi consumer oriented.

Melalui reorganisasi ini, Pertamina meniadakan Direktorat Gas serta mengembangkan Direktorat Pemasaran menjadi dua direktorat baru. Dengan begitu, Direktur Gas Pertamina Yenny Handayani, diberhentikan dari jabatannya saat ini.

Selain meniadakan Direktorat Gas, direksi Pertamina memperluas cakupan Direktorat Pemasaran menjadi Direktorat Pemasaran Korporat serta Direktorat Pemasaran Retail.

Direktorat Pemasaran Korporat akan mengurus klien korporasi, sedangkan Direktorat Pemasaran Retail lebih kepada konsumen masyarakat.

Kemudian diadakan juga struktur pengurus baru, yakni Direktorat Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur. Sehingga, tiga direktorat yang dibentuk dari reorganisasi Pertamina, yaitu Direktorat Pemasaran Korporasi, Direktorat Pemasaran Retail, serta Direktorat Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur.

"Direktur Pemasaran Korporat dijabat Muchamad Iskandar yang juga memegang retail. Kemudian Nicke Widyawati Direktur SDM memegang Direktorat Logistik, Supply Chain, dan Infrastruktur," tutur Fajar.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/13/201452726/sering-terjadi-kelangkaan-bbm-dan-epiji-jadi-penyebab-reorganisasi-pertamina

Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

IHSG Ditutup Naik 0,24 Persen, Rupiah Lanjutkan Penguatan

Whats New
Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Temui Pemda Klungkung, Kemenkop UKM Pastikan Tak Ada Pembatasan Jam Operasional Warung Kelontong

Whats New
Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Dongkrak Transaksi Nontunai, Bank DKI Gandeng Komunitas Mini 4WD

Whats New
Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Apakah Gopay Bisa Tarik Tunai?

Earn Smart
Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Limit Tarik Tunai BRI Simpedes dan BritAma di ATM

Earn Smart
Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu BNI via HP Antiribet

Earn Smart
Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Apakah DANA Bisa Tarik Tunai? Bisa Pakai 5 Cara Ini

Whats New
OJK Terbitkan Aturan 'Short Selling', Simak 8 Pokok Pengaturannya

OJK Terbitkan Aturan "Short Selling", Simak 8 Pokok Pengaturannya

Whats New
2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

2 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu Mandiri di ATM Pakai HP

Earn Smart
3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

3 Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM BCA Modal HP

Spend Smart
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Tetap di Atas 5 Persen

Whats New
Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Pada Pertemuan Bilateral di Kementan, Indonesia dan Ukraina Sepakati Kerja Sama Bidang Pertanian

Whats New
Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Semakin Mudah dan Praktis, Bayar PKB dan Iuran Wajib Kini Bisa lewat Bank Mandiri

Whats New
Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Ketidakpastian Global Meningkat, Sri Mulyani: Sistem Keuangan RI Masih dalam Kondisi Terjaga

Whats New
Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang 'Toxic' ke Dalam Pemerintah Anda

Pesan Luhut ke Prabowo: Jangan Bawa Orang-orang "Toxic" ke Dalam Pemerintah Anda

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke