Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Mengelola Investasi Reksa Dana dengan Prinsip 10–20–30–40

Dalam bahasa keuangan, investasi ke beberapa jenis reksa dana juga dikenal juga dengan istilah Aset Alokasi (Asset Allocation). Secara umum ada 4 jenis reksa dana yaitu pasar uang, pendapatan tetap, campuran, dan saham.

Aset alokasi adalah suatu strategi investasi yang membagi keranjang investasi reksa dana ke beberapa jenis yang berbeda. Dasar pembagian bisa berdasarkan tujuan keuangan, kondisi keuangan, dan atau profil risiko.

Dalam artikel sebelumnya, saya pernah membahas prinsip 10–20–30–40 yang digunakan dalam pengelolaan penghasilan. (Baca: Mengelola Penghasilan dengan Prinsip 10-20-30-40)

Dengan sedikit modifikasi, prinsip ini juga dapat digunakan dalam melakukan aset alokasi di reksa dana.

Secara sederhana, apabila investor memiliki dana Rp 100 juta, maka dana tersebut dibagi ke 4 jenis reksa dana dengan menyesuaikan profil risikonya. Mengapa harus membeli semua jenis reksa dana? Mengapa tidak berinvestasi pada reksa dana yang sesuai profil risikonya saja?

Secara teori, untuk investor agresif jenis reksa dana yang paling direkomendasikan adalah jenis reksa dana saham, untuk profil moderat adalah jenis reksa dana campuran dan jenis konservatif adalah reksa dana pendapatan tetap.

Pemilihan reksa dana sesuai dengan profil risiko memang tidak salah. Namun dari pengamatan kinerja reksa dana selama 15 tahun terakhir dari 2002 – 2017, terdapat periode saat kinerja reksa dana dalam jangka panjang tidak selalu sesuai dengan harapan.

Sebagai contoh, reksa dana campuran pernah menjadi jawara pada tahun 2002 dan 2016. Reksa dana pendapatan tetap pernah menjadi jawara pada 2008 dan 2011. Bahkan jenis reksa dana pasar uang pernah menjadi jawara pada tahun 2015.

Dengan kata lain dari data 15 tahun, 5 tahun di antaranya kinerja reksa dana saham kalah dibandingkan reksa dana yang lebih konservatif. Hal ini tidak terjadi pada tahun krisis seperti 2008 saja, tetapi juga pada tahun saat kinerja saham positif seperti 2016.

Jika diperhatikan, reksa dana pendapatan tetap yang dikatakan konservatif sekalipun pernah mengalami kerugian yang bahkan lebih besar dibandingkan jenis saham seperti pada tahun 2005 dan 2013.

Dengan membagi keranjang investasi ke dalam beberapa jenis reksa dana sekaligus, investor tetap memiliki portofolio yang dominan pada reksa dana sesuai profil risiko namun pada saat yang sama juga memiliki alokasi pada reksa dana lain dengan bobot yang lebih kecil.

Dengan demikian, ketika kinerja reksa dana utamanya tidak sesuai harapan, jenis reksa dana lain diharapkan dapat menutupi kekurangan tersebut.

Berdasarkan profil risiko secara umum yaitu Konservatif, Moderat dan Agresif dan Prinsip 10 – 20 – 30 – 40, pembagiannya dapat dilakukan sebagai berikut:

Sebesar 40 persen diinvestasi pada jenis reksa dana yang sesuai dengan profil risiko. Sementara 30 persen dan 20 persen dialokasikan pada jenis reksa dana lainnya.

Strategi di atas sifatnya hanya referensi dan cocok untuk investor yang dana investasinya relatif besar. Hanya saja persentasenya bobot alokasinya dapat disesuaikan dengan profil dan kebutuhan masing-masing.

Untuk investasi yang dana investasinya masih berasal dari gaji yang disisihkan setiap bulan, cukup fokus pada reksa dana yang sesuai tujuan keuangan dengan cara investasi secara berkala.

Demikian artikel ini, semoga bermanfaat.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/02/26/081336726/mengelola-investasi-reksa-dana-dengan-prinsip-10203040

Terkini Lainnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

TransNusa Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Suku Bunga BI Naik, ST012 Dinilai Lebih Menarik

Earn Smart
Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Kesejahteraan Buruh Tani Era Jokowi dan Tantangan bagi Prabowo

Whats New
3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

3,84 Juta Penumpang Naik LRT Jabodebek pada Kuartal I 2024

Whats New
Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Merger Tiktok Shop dan Tokopedia Dinilai Ciptakan Model Belanja Baru di Industri Digital

Whats New
Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Lowongan Kerja Perum Damri untuk SMA/SMK, Ini Persyaratan dan Cara Mendaftarnya

Work Smart
IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

IMF Naikkan Proyeksi Pertumbuhan Asia, Ada Apa?

Whats New
Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Tak Mau Kejadian Nasabah Lempar Piring Saat Ditagih Kredit Terulang, PNM Kini Fokus Lindungi Karyawannya

Whats New
Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Bertemu Mendag Inggris, Menko Airlangga Bahas Kerja Sama JETCO dan Energi Bersih

Whats New
Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Sepatu Impor Sudah Diterima Pemilik, Siapa yang Tanggung Denda Rp 24,74 Juta?

Whats New
BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

BI: Biaya Merchant QRIS 0,3 Persen Tidak Boleh Dibebankan ke Konsumen

Whats New
Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Pemerintahan Baru Bakal Hadapi 'PR' Risiko Impor dan Subsidi Energi

Whats New
Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Kinerja Baik APBN pada Triwulan I-2024, Pendapatan Bea Cukai Sentuh Rp 69 Triliun

Whats New
Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Hadirkan Fitur Menabung Otomatis, Bank Saqu Siapkan Hadiah 50 Motor Honda Scoopy 

Whats New
Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Bahan Pokok Hari Ini 30 April 2024: Harga Daging Ayam Naik, Cabai Merah Keriting Turun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke