Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kredit Perbankan Bisa Dukung Pertumbuhan Ekonomi RI 7 Persen

Rasio CAR perbankan saat ini boleh dikatakan tinggi, yakni 23,6 persen. Sementara itu, rasio kredit bermasalah pun semakin rendah, yakni di bawah 3 persen.

Wimboh mengungkapkan, uang yang dimiliki perbankan pun dalam kondisi kelebihan yang cukup besar. Dana tersebut antara lain disimpan di Bank Indonesia (BI).

Dengan kondisi tersebut, Wimboh menyatakan kredit perbankan sangat cukup untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melampaui capaian pada tahun 2017 lalu, yakni 5,07 persen. Bahkan, Wimboh meyakini kredit perbankan cukup untuk mendongkrak pertumbuhan ekonomi hingga 7 persen.

"Pernah kami hitung, kredit perbankan bisa mendukung pertumbuhan (ekonomi) 7 persen karena modalnya kuat dan likuiditas cukup," ungkap Wimboh saat memberikan paparan pada acara Hari Jadi RSM Indonesia di Jakarta, Senin (5/3/2018).

Meskipun demikian, hal ini perlu pula didukung oleh optimisme dunia usaha. Sebab, apabila dunia usaha tidak melakukan ekspansi, maka permintaan kredit tidak akan menggeliat.

"Kemarin kernapa NPL meningkat, karena faktor harga komoditi drop (turun) drastis. Di tahun 2015 pengusaha kita sedikit demam, 2017 mulai bangkit dan 2018 harusnya lebih bagus," ujar Wimboh.

Ia pun menjelaskan, pada tahun 2017, pertumbuhan kredit perbankan mencapai kisaran 8,3 persen. Hal ini bukan disebabkan perbankan yang malas dalam menyalurkan kredit.

Perlambatan pertumbuhan kredit tersebut disebabkan ada sejumlah nasabah yang terpaksa harus dihapus buku (write off) kreditnya. Tujuannya adalah agar rasio NPL tetap kredibel di bawah 3 persen.

"Write off dalam segmen tertentu tidak bisa menutup jumlah kredit yang diberikan," jelas Wimboh.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/05/114108626/kredit-perbankan-bisa-dukung-pertumbuhan-ekonomi-ri-7-persen

Terkini Lainnya

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Emiten Ritel MIDI Alokasikan Belanja Modal Rp 1,4 Triliun Tahun Ini, untuk Apa?

Whats New
Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Prabowo Berencana Tambah Jumlah Kementerian, Anggaran Belanja Negara Bakal Membengkak

Whats New
Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Beli REC dari PLN, Emiten Sanitasi UCID Target Kurangi Lebih dari 14.000 Ton CO2 Setahun

Whats New
Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Pabrik Panel Surya Bakal Dibangun di KIT Batang, Bisa Serap 3.000 Lapangan Kerja

Whats New
Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Ditopang Produk Tradisional, Asuransi Jiwa Dominasi Pertumbuhan Premi Industri

Whats New
Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Proyek Perpanjangan Kereta Cepat Sampai ke Surabaya Belum Jadi PSN, Ini Kata Kemenhub

Whats New
Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Konsumsi Lemah, Pertumbuhan Ekonomi Jepang Terkontraksi

Whats New
Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Catat, Ini Jadwal Seleksi Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Semen Padang Dapat Pengakuan UNESCO, Erick Thohir: BUMN Tulang Punggung Ekonomi

Whats New
Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Alfamidi Berencana Membagikan Dividen Rp 155,47 Miliar

Whats New
Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Target Peserta Kartu Prakerja 2024 Tembus 75 Persen, Anggaran Bakal Ditambah?

Whats New
Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Cara Daftar Sekolah Kedinasan 2024

Whats New
Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

Strategi BSI Hadapi Era Biaya Dana Mahal Imbas Kenaikan Suku Bunga Acuan

Whats New
TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura, Nilainya Rp 46,8 Miliar

TNI AL Gagalkan Penyelundupan Benih Lobster ke Singapura, Nilainya Rp 46,8 Miliar

Whats New
Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat

Inflasi AS Mereda, Harga Bitcoin Melesat

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke