Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bantu Genjot Produksi Pertanian, BMKG Gelar Sekolah Lapang Iklim

Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Herizal, menyebut ada peningkatan sekitar 30 persen setelah para petani diberi pengetahuan tentang pengelolaan iklim atau musim di sekolah ini dalam kurun tiga tahun terakhir.

"Rata-rata hasil produksi biasa ada kenaikan sekiar 30 persen. Tergantung lokasinya, kalau sudah bagus peningkatannya tidak terlalu tinggi, tapi kalau lokasinya marginal bisa cukup tinggi setelah dikasih pengetahuan-pengetahuan tentang iklim," jelas Herizal usai membuka SLI tahap 3 di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin (5/3/2018).

Herizal menjelaskan, iklim memiliki peran yang sangat penting dalam proses budidaya petanian, terutama terkait ketersediaan air dan sinar matahari yang mencukupi. Akan tetapi perubahan iklim, hingga terjadinya iklim ekstrim juga berdampak buruk pada produktifitas pertanian misalnya akibat bencana banjir dan kekeringan.

"Sekarang bukan lagi isu perubahan iklim, tapi sudah terasa dampaknya. Iklim semakin sulit diprediksi, makin banyak iklim ekstrim. Kalau tidak dikelola dengan baik, petani yang akan kena duluan, misal ketika kemarau panjang tapi petani tetap tanam maka akan rugi," paparnya.

Di sekolah ini, lanjutnya, petani dilatih membaca informasi yang rutin diberikan oleh BMKG.

Informasi seperti prakiraan musim hujan dan kemarau, evaluasi dan prakiraan hujan bulanan serta ketersediaan air tanah bulanan tersebut kemudian diterapkan dalam menyusun kalender tanam.

"Petani bisa membaca data dari BMKG," ujarnya.

Herizal menyebut hampir di seluruh provinsi di Indonesia sudah dilaksanakan SLI ini, meskipun belum merata di setiap Kabupaten atau Kota. Sejauh ini fokus SLI masih pada pertanian tanaman padi dan diharapkan akan berkembang pada tanaman holtikultura.

"Daerah-daerah yang menjadi sampel SLI seperti di Serang, Lombok, dan Sulawesi," katanya.

Sementara itu, Kepala Stasiun Klimatologi BMKG Semarang, Tuban Wiyoso, memaparkan untuk SLI tahap 3 di Desa Pakunden, Kecamatan Ngluwar, Kabupaten Magelang, akan dilaksanakan di lahan persawahan milik kelompok tani setempat dengan luasan sekitar 2.000 meter persegi. Lahan tersebut dibagi menjadi 30 titik pengamatan pada perpotongan garis diagonal serta lingkungan di sekitarnya.

"Petak belajar (demplot) akan dikelola sesuai kebiasaan petani setempat, baik dari segi pemupukan, pengairan dan pengendalian OPT," imbuhnya.

Sekolah ini dalam skala kelompok dilaksanakan selama satu musim tanam pada tahun 2018. Adapun peserta adalah kelompok tani yang berasal dari delapan desa di Kecamatan Ngluwar.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/06/114741126/bantu-genjot-produksi-pertanian-bmkg-gelar-sekolah-lapang-iklim

Terkini Lainnya

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke