Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

STPP Magelang Diharapkan Memasarkan Produk Olahannya

KOMPAS.com - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap, Sekolah Tinggi Penyuluhan Pertanian (STPP) Magelang memasarkan produk olahannya secara masif. Salah satu produk andalan STTP Magelang yakni kecap organik merek Pamor.

"Ini saja Anda jual, Anda bisa konglomerat. Yang mahal itu ide awal, kecerdasan," ujarnya saat kuliah umum di STPP Magelang, Senin (12/3/2018).

Menteri Amran berkeyakinan demikian lantaran masyarakat kelas menengah ke atas cenderung mencari produk-produk organik dan menyehatkan. Oleh karena itu, produk kecap organik potensial untuk dikembangkan.

Menurut perhitungannya, penjualan kecap organik bisa menghasilkan omzet sekitar Rp 1,4 triliun per tahun bila dijual di sekitar Yogyakarta.

(Baca: Menteri Amran: Kita Butuh Produksi, Bukan Birokrasi)

Omzet itu dihitung berdasarkan jumlah penduduk di Daerah Istimewa Yogyakarta sekitar 3,7 juta jiwa yang potensial sebagai pasar. Sebotol kecap Pamor 150 mililiter dijual Rp 10 ribu dengan masa habis pakai dua pekan.

"Ini baru Yogyakarta, bagaimana (keuntungannya) kalau (dijual) se-Indonesia," ucapnya.

Amran meminta, kecap organik yang menggunakan varietas Malika tersebut jangan cuma dijual di etalase skala kecil. "Kembangkan. Kerja sama dengan swasta. Kasih royalti saja, sehingga nanti terlatih," usulnya.

Baginya, tiada yang mustahil, kecuali sulit. Namun, semua akan tercapai dengan kebijakan tepat. Pada kesempatan itu, ia membagikan pengalamannya menggenjot produksi bawang merah, beras, dan jagung.

Sebelum ia menjadi Menteri Pertanian, nilai impor jagung Indonesia Rp 12 triliun per tahun. Sekarang sebaliknya, ia melanjutkan, Indonesia sukses menjualnya ke sejumlah negara.

"Bisa ekspor ke Filipina dan Malaysia. Bertambah lagi devisa, petani tambah sejahtera. Bawang merah dulu impor, sekarang ekspor. Beras juga," lanjut pembantu Presiden Joko Widodo asal Bone itu.

Selain memasarkan kecap Pamor, Menteri Amran juga meminta STPP mendorong mahasiswanya melakukan penelitian komoditas pertanian sesuai minatnya. Salah satu penelitian yang telah dilakukan yaitu penemuan sperma sapi Belgian Blue.

Menurut dia, peneliti membutuhkan waktu 200 tahun untuk menyelesaikan riset tersebut. Hasilnya, memperoleh sapi-sapi berotot dengan bobot hingga dua ton. Sementara sapi-sapi yang ada di Indonesia umumnya berbobot 200-300 kilogram.

"Makanya, saya titip mahasiswa meneliti. Pada saatnya nanti, semua temuan hebat dari STPP," katanya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/13/151501126/stpp-magelang-diharapkan-memasarkan-produk-olahannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke