"Bawang putih fluktuatif banget harganya, kami antisipasi karena 97 persen kebutuhan bawang putih itu kita impor," ujar Syarkawi Rauf saat ditemui di Kantor Pusat KPPU, Jakarta, Selasa (13/3/2018).
Syarkawi menegaskan, saat ini pemerintah perlu memastikan ketersediaan komoditas bawang putih agar kebutuhan masyarakat pada saat Ramadhan dapat terpenuhi dan tidak menimbulkan gejolak harga.
Selain itu, kelancaran arus distribusi pangan juga perlu dipantau dengan baik bersama satuan tugas pangan.
"Harus dipastikan barang ini benar-benar ready untuk dipasok ke konsumen dan ini yang kami pantau," ujar Syarkawi.
Sementara itu, selain komoditas bawang putih pihaknya juga terus memantau pergerakan harga dan rantai pasok 11 pangan pokok strategis.
"Kami fokus kepada komoditas pangan strategis itu, beras, daging sapi, gula pasir, daging ayam, bawang putih, bawang merah, cabai, minyak goreng, telur ayam, pokoknya 11 komoditas pangan strategis," ungkap Syarkawi.
Berdasarkan data Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional (PIHPSN) harga rata-rata bawang putih tertinggi ada di wilayah DKI Jakarta sebesar Rp 45.250 per kilogram, kemudian Yogyakarta Rp 44.500 per kilogram, dan Jawa Tengah Rp 39.650 per kilogram.
Sedangkan harga terendah terdapat di wilayah Kepulauan Riau Rp 25.250 per kilogram, Bali dan Kalimantan Barat Rp 29.950 per kilogram.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/13/190320426/mayoritas-impor-kppu-waspadai-lonjakan-harga-bawang-putih-jelang-ramadhan