"Kalau dilihat, defisit ini jauh lebih kecil dibandingkan defisit Januari 2018, saya optimistis surplus karena angkanya semakin menipis. Nanti lihat bagaimana di Maret," kata Suhariyanto saat konferensi pers di kantor pusat BPS, Jakarta Pusat, Kamis (15/3/2018).
BPS mencatat, neraca perdagangan Januari 2018 defisit 0,68 miliar dolar AS. Sedangkan defisit neraca perdagangan per Februari 2018 tercatat 0,12 miliar dolar AS.
Salah satu faktor pendorong defisit neraca perdagangan Januari, menurut Suhariyanto, adalah terdapat kenaikan impor yang cukup tinggi. Nilai impor pada Januari mencapai 15,13 miliar dolar AS, naik 0,26 persen dibandingkan bulan Desember 2017.
Sementara nilai impor Februari sejumlah 14,21 miliar dolar AS, turun 7,16 persen dibanding nilai impor Januari. Bila dibagi per sektor, terjadi kenaikan tipis untuk nilai impor barang migas sebesar 0,06 persen dengan nilai yang kurang lebih sama untuk Januari dan Februari, yakni 2,26 miliar dolar AS.
Adapun dalam hal nilai impor barang nonmigas turun cukup jauh, sebesar 8,41 persen dari 13,05 miliar dolar AS pada Januari menjadi 11,95 miliar dolar AS untuk Februari.
"Kenaikan total ekspor kita lumayan bagus, tapi kembali kalau impor itu terjadinya masih di barang modal atau bahan baku, itu sebuah pertanda ekonomi kita masih menggeliat," tutur Suhariyanto.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/15/163205526/bps-optimistis-neraca-perdagangan-maret-akan-surplus