Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi menyebut, kerja sama ini kemungkinan dapat dilakukan antar pemerintah (G2G) atau bisnis (B2B).
"Kalau JBIC menawarkan konsep yang baik, terutama melibatkan swasta, swasta Jepang dan Indonesia ini suatu kemajuan yang luar biasa," kata Menhub Budi Karya di sela-sela acara Indonesia-India Infrastructure Forum (IIIF) di Jakarta, Senin (19/3/2018).
Budi menjelaskan, perwakilan dari JBIC telah memaparkan konsepnya kepada pemerintah beberapa hari lalu. Dalam kesempatan tersebut, muncul topik kemungkinan proyek pembangunan kereta cepat Jakarta-Surabaya dapat melibatkan swasta.
"Bisa dengan BUMN bisa dengan private (swasta) Indonesia. Jadi itu konsep yang mereka sudah lakukan di Amerika dan mereka akan meng-exercise (mencoba) di sini, tapi kami akan bahas lebih detil. Harapannya syarat yang ditetapkan JBIC tidak complicated (rumit)," tutur Budi Karya.
Lebih lanjut, Menhub Budi Karya menyatakan pemerintah berharap ada peluang bagi swasta untuk berinvestasi di sektor perkeretaapian.
Apalagi, proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya dinilai memiliki nilai tambah yang lebih baik dibandingkan pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung.
Meskipun demikian, Menhub Budi Karya menyebut pemerintah enggan terburu-buru dalam pembangunan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya.
Sebab, hal berkaca pada pembangunan kereta Jakarta-Bandung hingga saat ini masih terkendala pembebasan lahan sehingga pengerjaannya terhambat.
"Kami lihat Jakarta Surabaya ini strategis. Selain memberikan konektivitas antara Jakarta-Semarang-Surabaya jadi lebih cepat, tapi di situ ada unsur safety-nya (keamanan) di Jakarta-Surabaya ada lebih dari 800 lintasan sebidang dan dengan kita membangun ini kami melakukan ini bisa memberikan safety," terang Budi.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/19/162620026/pemerintah-tawarkan-proyek-kereta-cepat-jakarta-surabaya-ke-bank-jepang