Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Inovasi Fintech, Daya Pikat Pembayaran Non-Tunai

Hal ini sesuai temuan Consumer Payment Attitudes Study 2016 dari Visa yang menyebutkan adanya perkembangan signifikan dimana 80 persen masyarakat Indonesia lebih suka menggunakan pembayaran non-tunai dibandingkan dengan uang tunai.

Angka ini lebih tinggi dibadingkan tahun 2015 yang baru mencapai 69 persen. 

Pergeseran preferensi penggunaan layanan pembayaran non-tunai utamanya banyak ditemukan pada generasi milenial yang memang tidak bisa lepas dari gadget.

Inovasi Tekfin Pembayaran

Fintech pembayaran tak berhenti berevolusi karena segendang-sepenarian dengan laju teknologi.

Sebelumnya, kartu ATM (Anjungan Tunai Mandiri/Automated Teller Machine) berhasil mendorong gerakan non-tunai. Hanya dengan menggesekkan kartu ATM di mesin EDC dan memasukkan PIN maka transaksi pembayaran pun beres.

Kartu kredit pun menjadi alternatif pembayaran yang umum digunakan karena menawarkan banyak keuntungan, salah satunya promo seperti cicilan 0 persen hingga potongan harga atau cashback di merchant.

Namun, teknologi terus bergerak maju. Saat ini, layanan tekfin pembayaran pun sudah lebih beragam. Mulai dari e-money, e-wallet, hingga pembayaran melalui kode QR (Quick Response) sudah dapat dinikmati oleh masyarakat.

Di pasar yang sudah lebih maju, inovasi tekfin pembayaran bahkan sudah berkembang hingga teknologi pengenalan wajah (face recognition system) yang memungkinkan seseorang melakukan transaksi pembayaran melalui pindai wajah.

Varian tekfin pembayaran juga merambah ke pasar modal melalui aplikasi. Sambil melakukan investasi di reksadana pasar uang, masyarakat bisa juga bisa memanfaatkan dana yang ada di reksadana tersebut untuk pembayaran non-tunai seperti di e-commerce dan pembayaran-pembayaran lainnya.

Menawarkan teknologi contact-less module yang lebih nyaman, cepat dan mudah, pembayaran non-tunai yang ditawarkan oleh tekfin memungkinkan pembayaran dilakukan semudah menyentuhkan (tap) e-money atau dengan satu klik dari e-wallet yang dibenamkan di sebuah ponsel pintar.

Tidak dapat dipungkiri, pembayaran non-tunai berhasil memikat masyarakat melalui segala kemudahan dan kenyamanan yang ditawarkan. Pembelian dan pembayaran kini bisa dilakukan kapan saja dan dimana saja.

Didukung sistem mutasi dan pelaporan yang bersifat real time, teknologi ini juga dapat membantu pengguna untuk momonitor langsung pengeluaran mereka dan mengatur pengeluaran dengan lebih bijak.

Di sisi lain, pembayaran non-tunai juga bisa meminimalkan kerugian akan kehilangan uang sekaligus menghidari aksi kejahatan.

Memanfaatkan Tekfin Pembayaran untuk Inklusi Keuangan

Pemerintah mendorong transaksi non-tunai salah satunya melalui penerapan gerbang pembayaran Nasional atau National Payment Gateway (NPG).

Pemerintah mewajibkan pengguna ponsel melakukan registrasi nomor kartu SIM memakai nomor induk kependudukan (NIK) KTP dan nomor Kartu Keluarga (KK) yang akan turut mendukung gerakan cashless.

Dengan 339 juta penduduk yang telah mendaftarkan nomor KTP dan KK melalui nomor telpon seluler, potensi pengembangan mobile payment pun terbuka lebar dan lebih banyak masyarakat bisa terlibat dalam layanan keuangan digital.

Penggunaan uang elektronik untuk pembayaran berbasis ponsel pintar (mobile payment) dapat memaksimalkan transaksi sehari-hari, tidak hanya di sektor ritel formal, tapi juga untuk mendorong sektor perdagangan informal.

Artikel ini merupakan kerja sama dengan Asosiasi FinTech Indonesia (AFTECH). Nara sumber tulisan ini adalah Mattheus Raharja, Anggota Asosiasi Fintech Indonesia dan Brand Manager IPOTPAY, PT Indo Premier Sekuritas. Kompas.com tidak bertanggungjawab atas isi tulisan. 

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/23/134648226/inovasi-fintech-daya-pikat-pembayaran-non-tunai

Terkini Lainnya

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Bahlil Ungkap 61 Persen Saham Freeport Bakal Jadi Milik Indonesia

Whats New
Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Cadangan Beras Pemerintah 1,6 Juta Ton, Bos Bulog: Tertinggi dalam 4 Tahun

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke