Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Agar Kinerja Terjaga, Industri Telekomunikasi Harus Hindari Perang Tarif

"Saya melihat Telkomsel tidak ikut perang harga layanan data. Saya berharap strategi tersebut terus dipertahankan agar tidak menggangu kinerja keuangan PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom)," kata Andri Ngaserin, Head of Research PT Bahana Sekuritas, seperti dikutip dari KONTAN, Jumat (23/3/2018).

Menurut dia, gearing ratio Telkom masih terbilang sangat rendah. Jadi, kemampuan ekspansi usaha di masa mendatang masih terbuka luas.

Sementara pendapatan, EBITDA, dan net income Telkom di tahun 2017 masing-masing tumbuh 10,2 persen, 8,6 persen dan 14,4 persen.

Telkomsel masih menjadi anak perusahaan andalan Telkom pada 2017. Pendapatan, EBITDA dan net income Telkomsel di tahun 2017 masih dapat tumbuh.

Pendapatan Telkomsel tumbuh dari Rp 86,72 triliun menjadi Rp 93,21 triliun, naik 7,5 persen. EBITDA Telkomsel tumbuh dari Rp 49,78 triliun menjadi Rp 53,59 triliun, naik 7,7 persen. Sementara net income Telkomsel meningkat dari Rp 28,19 triliun menjadi Rp 30,39 triliun atau naik 7,8 persen.

Menurut dia, selain berpotensi menggangu kinerja keuangan Telkom, jika Telkomsel ikut perang harga maka akan berdampak langsung ke cash flow perseroan ini. Jika cash flow terganggu, dampaknya akan menggangu investasi.

Efeknya bila perusahaan telekomunikasi tak memiliki kemampuan lagi melakukan investasi, mereka tak bisa mengikuti tren teknologi. (Ahmad Febrian)

Berita ini sudah tayang di Kontan.coid dengan judul Menjaga kinerja, hindari perang tarif di industri telekomunikasi pada Jumat (23/3/2018)

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/24/141753626/agar-kinerja-terjaga-industri-telekomunikasi-harus-hindari-perang-tarif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke