Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"Fit and Proper Test" Deputi Gubernur BI, Wiwiek Sisto Widayat Juga Ditanya Soal Rupiah

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo, Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat, dan Kepala Departemen Pengelolaan Moneter BI Doddy Zulverdi.

Dalam sesi tersebut, Wiwiek diajukan oleh sejumlah anggota Komisi XI mengenai nilai tukar rupiah yang belakangan ini melemah terhadap dollar AS. Wiwiek dimintai pandangannya mengenai kondisi tersebut.

Sejumlah anggota Komisi XI juga bertanya kepada Wiwiek mengenai upaya bank sentral untuk menjaga nilai tukar rupiah. Mereka khawatir cadangan devisa akan tergerus untuk upaya stabilisasi nilai tukar.

Terkait hal ini, Wiwiek pun memberikan pandangannya. Mengenai nilai tukar rupiah, imbuh Wiwiek, yang harus diperhatikan adalah fundamental ekonomi Indonesia.

"Nilai tukar sangat ditentukan oleh supply dan demand," kata Wiwiek.

Ia menyebut, apabila neraca pembayaran, neraca perdagangan, dan APBN Indonesia mengalami surplus, maka dampaknya kepada nilai tukar rupiah akan baik. Akan tetapi, hal yang terjadi adalah indikator-indikator tersebut kerap mengalami defisit.

Wiwiek mengungkapkan, neraca pembayaran Indonesia mengalami defisit. Begitu pula dengan APBN Indonesia yang mengalami defisit.

"Kalau neraca pembayaran mengalami defisit, maka kita membutuhkan dollar AS untuk perdagangan, ekspor, pembiayaan," jelas Wiwiek.

Oleh karena itu, sebut dia, yang harus dilakukan adalah berupaya agar neraca pembayaran dan neraca perdagangan bisa tetap surplus. Dengan demikian, Indonesia bisa memperoleh tambahan valas yang bisa memenuhi kebutuhan pengusaha dan pihak-pihak lain yang membutuhkan.

"Dari sisi fundamental adalah membuat meraca pembayaran surplus," jelas Wiwiek.

Hal serupa juga dialami oleh Dody Budi Waluyo, calon yang menjani fit and proper test sebelum Wiwiek. Ia pun dicecar pertanyaan seputar pelemahan nilai tukar rupiah.

Dody menyatakan, pergerakan nilai tukar rupiah disebabkan ketidakpastian mengenai kebijakan moneter di AS. Adapun dari sisi domestik, ada pekerjaaan rumah mengenai likuiditas valas, khususnya permintaan dan penawaran valas.

Menurut Dody, permintaan valas selalu lebih tinggi dibandingkan penawarannya. Nilai tukar rupiah pun cenderung melemah.

"Kita diuntungkan pasar keuangan baik dan aliran valas bentuknya portfolio investment," ujar Dody.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/27/160000826/-fit-and-proper-test-deputi-gubernur-bi-wiwiek-sisto-widayat-juga-ditanya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke