Dividen yang dibagikan ini bersumber dari laba BTPN pada tahun buku 2017 sebesar Rp 1,2 triliun.
“Kami memutuskan pembagian dividen ini setelah mempertimbangkan fundamental perusahaan yang sehat dan kuat serta mampu menopang kesinambungan bisnis perusahaan di masa depan,” kata Direktur Keuangan BTPN Arief Harris Tandjung dalam keterangannya.
Per 31 Desember 2017, total aset BTPN naik 5 persen (yoy) dari menjadi Rp 95,5 triliun pada akhir Desember 2017. Kemudian rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) 24,6 persen.
Sementara rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) 0,9 persen dan rasio likuiditas atau loan to funding ratio (LFR) 85 persen. "Sejumlah indikator keuangan ini menunjukkan kondisi fundamental perusahaan yang sangat baik," sebutnya.
Ke depan lanjut dia, BTPN terus melakukan berbagai inovasi dan melanjutkan agenda transformasi untuk menjadi bank mass market terbaik yang didukung dengan teknologi digital.
“Inovasi dan Transformasi Digital yang kami lakukan secara terstruktur dan konsisten sejak 2016 telah berjalan dengan baik dan masih akan terus berlanjut hingga akhir 2018. Kami meyakini kedua inisiatif strategis ini akan mentransformasi BTPN menjadi bank nasional yang paling siap untuk beradaptasi dan berkontribusi dalam era ekonomi digital,” ucap Arief.
RUPST juga menyetujui pengunduran diri anggota direksi, yakni Wolf Arno Kluge dari jabatannya sebagai Direktur Manajemen Risiko. Wolf menempati posisi ini berdasarkan RUPST 26 Maret 2015.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/03/29/150933226/rupst-btpn-setujui-pembagian-dividen-sebesar-rp-5745-miliar