Minyak adalah komoditas yang paling banyak diperdagangkan di dunia dengan nilai perdagangan mencapai 14 triliun dollar AS. Angka tersebut setara dengan produk domestik bruto (PDB) China pada tahun 2017 lalu.
Dikutip dari CNBC, Senin (2/4/2018), seorang sumber yang enggan disebutkan namanya mengungkapkan, sebuah program uji coba pembayaran impor minyak dengan yuan dapat diluncurkan pada paruh kedua tahun ini. Adapun regulator telah meminta sejumlah institusi keuangan untuk menyiapkan penghitungan harga impor minyak mentah dalam yuan.
"Sebagai pembeli terbesar minyak, adalah sebuah hal yang alami bagi China untuk mendorong penggunaan yuan untuk setelmen pembayaran. Ini juga akan memperbaiki likuiditas yuan di pasar global," ujar sumber tersebut.
China merupakan konsumen terbesar kedua minyak di dunia. Pada tahun 2017 lalu, China menggeser AS sebagai importir terbesar minyak mentah di dunia dan permintaan dari China adalah penentu harga minyak global.
Dalam rencana tersebut, China dapat mulai menggunakan yuan untuk membeli minyak dari Rusia dan Angola. Kedua negara tersebut, sama seperti China, berusaha memutus dominasi dollar AS di dunia.
Rusia dan Angola pun merupakan dua pemasok utama minyak ke China. Selain itu, pemasok besar lainnya adalah Arab Saudi.
Rencana tersebut pun sejalan dengan diluncurkannya bursa berjangka minyak mentah pertama di Shanghai, pekan lalu. Banyak pihak memandang bahwa acuan harga minyak Shanghai akan berjajar dengan acuan harga minyak internasional lainnya, yakni Brent dan West Texas Intermediate.
Bursa berjangka minyak di Shanghai menggunakan mata uang yuan.
https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/02/083700026/china-bakal-beli-minyak-mentah-dengan-mata-uang-yuan