Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

"E-Commerce" Bukan Penyebab Lesunya Bisnis Ritel, Ini Alasannya

Sejumlah pihak yang memandang kondisi bisnis ritel yang cenderung lesu tersebut merupakan akibat dari menjamurnya perdagangan dalam jaringan (daring) termasuk e-commerce. Munculnya beragam toko daring pun tak pelak membuat preferensi belanja konsumen berubah.

Bagaimana tidak, kini konsumen dapat dengan mudah membeli barang yang dibutuhkan, cukup dengan mengunjungi laman atau aplikasi toko daring, memilih barang, membayar, lalu barang dikirim. Konsumen tak perlu repot-repot pergi ke toko atau pusat perbelanjaan untuk memenuhi kebutuhannya.

Akan tetapi, apakah benar kondisi yang serba mudah dan nyaman itu menjadi biang keladi lesunya bisnis ritel? Pengamat e-commerce Daniel Tumiwa memandang, hal itu tidak sepenuhnya benar.

Daniel menjelaskan, meskipun berkembang sangat pesat, namun perlu diingat bahwa saat ini pangsa e-commerce masih kurang dari 4 persen dari total bisnis ritel. Tentu ini tak sebanding dengan masih jauh lebih besarnya bisnis ritel konvensional.

"Saya tidak melihat gara-gara e-commerce. Masa' gara-gara itu (e-commerce)? Tidak," kata Daniel kepada wartawan di Jakarta, Rabu (4/4/2018).

Daniel menyebut, peritel yang telah ada sebelum e-commerce berkembang perlu memperbaiki diri di tengah berkembangnya teknologi digital. Para peritel tersebut pun harus kembali berinvestasi untuk menata ulang sistem distribusi dan bisnisnya.

Bagi Daniel, bisnis ritel bukannya mengalami penurunan. Akan tetapi, dengan era digital yang terjadi saat ini, adalah sebuah pilihan bisnis apabila peritel konvensional tidak mengubah diri, maka bisa saja mereka mati.

Saat ini pun, imbuh mantan CEO OLX Indonesia tersebut, sejumlah peritel sudah atau tengah dalam proses untuk mengubah dirinya. Tujuannya tentu saja untuk merelevankan diri dengan kondisi saat ini.

"Mereka lagi proses mengubah diri supaya relevan," jelas Daniel.

Dengan pertumbuhan pengguna internet di Tanah Air, Bank Indonesia (BI) memperkirakan ada 24,7 juta orang yang berbelanja secara daring.

Nilai transaksi e-commerce pun diprediksi mencapai Rp 144 triliun pada 2018. Angka tersebut melonjak dari Rp 69,8 triliun pada tahun 2016 dan Rp 25 triliun pada tahun 2014 lalu.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/05/070000026/-e-commerce-bukan-penyebab-lesunya-bisnis-ritel-ini-alasannya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke