Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Masyarakat Sulit Dapatkan Premium, Ini Penjelasan Pertamina

Direktur Pemasaran Pertamina M Iskandar mengungkapkan, pihaknya membantah melakukan pembatasan penjualan premium. Ia menuturkan, saat selisih harga Premium dengan Pertalite di bawah Rp 1.000 per liter, masyarakat berbondong-bondong beralih ke Pertalite.

Akan tetapi, kenaikan harga minyak dunia sepanjang tahun 2017 dan berlanjut ke tahun 2018 memaksa Pertamina menaikkan harga pertalite. Sepanjang Januari sampai Maret 2018, harga naik sebesar Rp 300 per liter.

Kondisi tersebut membuat jarak harga premium dengan pertalite semakin jauh. Akibatnya, masyarakat pun beralih untuk kembali mengonsumsi premium.

"Itu kembali ke aspek pasar, waktu harga rendah orang geser ke Pertalite. Premium yang ditahan (harganya), sedangkan Pertalite naik, akhirnya orang kembali ke Premium," kata Iskandar di Gedung DPR MPR RI, Selasa (10/4/2018).

Iskandar menyebut, pada saat konsumsi premium mengalami kenaikan, pasokan SPBU belum disesuaikan dengan realisasi konsumsi yang ada. Pada akhirnya, kondisi ini menimbulkan anggapan Pertamina menjatahi pasokan Premium.

Menurut Iskandar, saat ini Pertamina mulai mengembalikan pola pasokan Premium ke SPBU. Hal ini menyesuaikan dengan realisasi konsumsi masyarakat?, agar tidak terjadi lagi kekurangan pasokan.

"Kemarin gap-nya tinggi, akhirnya pola itu tidak bisa serta-merta balik?," ungkap Iskandar.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/10/161627126/masyarakat-sulit-dapatkan-premium-ini-penjelasan-pertamina

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke