Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Standard Chartered dan Indonesia Eximbank Kerja Sama Fasilitasi Eksportir Indonesia ke Afrika

Kerja sama ini memperluas kesempatan bagi pelaku bisnis di Indonesia untuk memperoleh akses dan solusi finansial bagi pengembangan bisnis mereka, termasuk penyediaan jaminan pembayaran dan optimalisasi kebutuhan modal kerja, dengan mengandalkan jaringan kuat dan keahlian Standard Chartered di pasar-pasar Afrika.

Dengan kerja sama ini, para eksportir Indonesia dapat memperoleh Letter of Credit (L/C) Renegotiation/ Rediscounting Services Agreement dari Standard Chartered sehingga mereka dapat berbisnis dengan tenang.

Selain itu, mereka dapat memanfaatkan jaringan kuat yang dimiliki Standard Chartered di 22 negara Afrika untuk mengeksplorasi peluang bisnis baru, sementara Bank akan memitigasi risiko pembatalan pembayaran sekaligus mengelola jaminan pembayaran.

Untuk eksportir yang memanfaatkan peluang ini, Standard Chartered akan menerbitkan Letter of Credit dengan segera, dengan nilai hingga 100 juta dollar AS (atau setara dengan Rp 1,4 triliun).

CEO Standard Chartered Bank Indonesia Rino Donosepoetro mengatakan, pihaknya berharap kerja sama ini dpat meningkatkan aliran ekspor Indonesia ke Afrika. Untuk itu selain memiliki jaringan di 22 negara Afrika, Standard Chartered juga melayani di 15 negara tambahan.

"Aliran dan pertumbuhan investasi south to south memang sangat pesat. Standard Chartered merupakan bank yang fokus di pasar Asia, Afrika dan Timur Tengah. Banyak peluang bisa digali dari kerja sama ini," kata dia usai penandatanganan kesepakatan.

Sinthya Roesli, CEO Indonesia Eximbank mengatakan, penerbitan Letter of Credit dengan segera, dengan nilai hingga 100 juta dollar AS (atau setara dengan Rp 1,4 triliun) tersebut merupakan nilai sementara. Jumlahnya bisa diperbesar sesuai denga demand yang ada.

"Dengan Standard Chartered Bak kami juga bicara kerja sama untuk mendorong volume ekspor Indonesia ke Afrika. Intinya kami optimistis penandatanganan hari ini aka meunculkan benefit yang baik bagi kedua pihak serta untuk eksportir Indonesia," kata dia.

Risiko

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita mengatakan, Indonesia memang harus berkompetisi masuk ke pasar Afrika sebab saat ini masyarakat Afrika lebih menginginkan produk yang murah ketimbang produk berkualitas. Untuk produk berkualitas, Indonesia tentu menyasar pasar negara mapan seperti Eropa dan Amerika Serikat.

Masalahnya, lanjut dia, saat ini perdagangan ke negara-negara Afrika masih belum menentu akibat dinamika poltik internal mereka. Sehingga saat pihak Indonesia membuat perjanjian harus melihat dinamika politik apa yang akan mempengaruhi kesepakata kedepannya.

"Di sana ganti rezim ganti regulasi, bahkan sebelum ganti rezim regulasinya sudah ganti," ujar Enggar usai acara pembukaan Indonesia Africa Forum di Nsa Dua Bali, Selasa (10/4/2018).

Walaupun demikian, Afrika tetap dipandang sebagai pasar yang menarik dan Enggar melihat tidak ada masalah keamanan bagi pengusaha Indonesia yang berinvestasi di sana.

Dia juga berpendapat, tidak memberikan insentif khusus bagi pengusaha yang berekspansi ke Afrika sebab produk dari Indonesia sendir sudah sangat menarik seperti Indomie yang punya 14 pabrik di Nigeria. Minyak sawit mentah (CPO) Indonesia juga sangat digemari di Afrika.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/10/193000326/standard-chartered-dan-indonesia-eximbank-kerja-sama-fasilitasi-eksportir

Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke