Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

BI: Kredit UMKM Tak Terkikis Pembiayaan Obligasi

Asisten Gubernur Kepala Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Dody Budi Waluyo menyebutkan, risiko pembiayaan melalui obligasi memang lebih kecil ketimbang kredit. Akan tetapi, keuntungan terbesar bagi perbankan adalah melalui pendapatan dari bunga kredit.

Perbankan pun juga telah menjaga risiko kredit bermasalah pada tahun ini. Dengan demikian, seharusnya perbankan telah mempunyai strategi dalam penyaluran kredit.

"Saya tidak melihat suatu saat nanti (perbankan) akan beralih lebih baik membeli surat berharga dibandingkan menyalurkan kredit," ujar Dody di Hotel Radisson Batam, Kepulauan Riau, Kamis (12/4/2018).

Dody mengatakan, pendapatan dari bunga kredit lebih menarik ketimbang bunga obligasi. Pendapatan tersebut tetap merupakan sumber utama laba perbankan.

Dengan demikian, perbankan dipandang tidak akan meninggalkan intermediasi melalui jalur kredit. Selain itu sebut Dody, kredit merupakan "roh" bagi bisnis perbankan.

Bank pun tidak bisa sembarangan memanfaatkan relaksasi pembiayaan melalui obligasi. Sebab, pembiayaan obligasi yang dihitung sebagai kredit hanya diperuntukkan bagi obligasi dengan peringkat tertentu, yakni layak investasi (investment grade) dan diterbitkan melalui korporasi nonbank serta non-industri keuangan nonbank (IKNB).

Bank sentral telah menerapkan Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) untuk menggantikan ketentuan rasio pendanaan terhadap simpanan (Loan to Funding Ratio/LFR). RIM adalah indikator baru kemampuan intermediasi perbankan.

Perbedaan mendasar RIM dibanding LFR adalah perbankan dapat menyalurkan kredit atau pembiayaan dengan cara membeli obligasi korporasi, tidak hanya dengan menyalurkan pembiayaan kredit ke nasabah.

Rasio RIM serupa dengan LFR yakni, 80-92 persen. Apabila perbankan memiliki RIM di bawah 80 persen atau di atas 92 persen, BI akan mengenakan sanksi penambahan setoran giro.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/12/183800526/bi--kredit-umkm-tak-terkikis-pembiayaan-obligasi

Terkini Lainnya

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Cara Bayar Pajak Daerah secara Online lewat Tokopedia

Spend Smart
Apa Itu 'Cut-Off Time' pada Investasi Reksadana?

Apa Itu "Cut-Off Time" pada Investasi Reksadana?

Earn Smart
Mengenal Apa Itu 'Skimming' dan Cara Menghindarinya

Mengenal Apa Itu "Skimming" dan Cara Menghindarinya

Earn Smart
BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

BRI Beri Apresiasi untuk Restoran Merchant Layanan Digital

Whats New
Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Kemenhub Tingkatkan Kualitas dan Kompetensi SDM Angkutan Penyeberangan

Whats New
CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

CGAS Raup Pendapatan Rp 130,41 Miliar pada Kuartal I 2024, Didorong Permintaan Ritel dan UMKM

Whats New
Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Simak Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Earn Smart
HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

HET Beras Bulog Naik, YLKI Khawatir Daya Beli Masyarakat Tergerus

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Lampaui Malaysia hingga Amerika Serikat

Whats New
KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

KKP Terima 99.648 Ekor Benih Bening Lobster yang Disita TNI AL

Rilis
Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Di Hadapan Menko Airlangga, Wakil Kanselir Jerman Puji Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Whats New
Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Soal Rencana Kenaikan Tarif KRL, Anggota DPR: Jangan Sampai Membuat Penumpang Beralih...

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Menteri ESDM Pastikan Perpanjangan Izin Tambang Freeport Sampai 2061

Whats New
Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan 'Daya Tahannya'

Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen, Sri Mulyani: Indonesia Terus Tunjukan "Daya Tahannya"

Whats New
“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

“Wanti-wanti” Mendag Zulhas ke Jastiper: Ikuti Aturan, Kirim Pakai Kargo

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke