Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sebagian Anggota Indeks LQ45 Kedodoran...

Harga saham Jasa Marga (JSMR) terkoreksi paling dalam, yakni minus 27,50 persen (ytd), diikuti Indocement Tunggal Prakarsa (INTP), dan Telekomunikasi Indonesia (TLKM), yang menyusut masing-masing 17,54 persen dan 16,67 persen.

Analis Danareksa Sekuritas, Lucky Bayu Purnomo, menilai pelemahan sebagian saham yang terbilang likuid itu lantaran indeks LQ45 sudah relatif tinggi dan mahal. "Akumulasi beli menjadi alternatif untuk menyiasati situasi ini," kata dia.

Menyinggung soal koreksi saham JSMR, analis Mirae Asset Sekuritas, Giovanni Dustin berpendapat, tantangan jangka pendek emiten operator jalan tol adalah peraturan atau intervensi pemerintah yang ingin menurunkan tarif jalan tol. Di sisi lain, investasi di sektor ini juga dinilai lebih tinggi dari perkiraan.

Selain rencana penurunan tarif jalan tol, menurut Giovanni, aturan ganjil genap juga bisa menekan kinerja keuangan JSMR.

Sebagai emiten yang bergerak di infrastruktur, bisnis jalan tol memang belum menguntungkan di tahun awal. "Tekanan pada margin EBITDA JSMR tidak dapat dihindari. Selain itu, beban bunga yang lebih tinggi juga tak terhindarkan," terang Giovanni.

Dalam jangka panjang, bisnis JSMR masih didukung proyek jalan tol dan pasar kendaraan roda empat yang terus bertumbuh. Pemerintah juga berkomitmen terhadap proyek infrastruktur. Ini berarti dalam jangka panjang JSMR masih punya prospek positif.

Giovanni memproyeksikan laba bersih JSMR pada tahun ini merosot 45 persen menjadi Rp 1,2 triliun. Tapi dia masih merekomendasikan buy JSMR dengan target Rp 6.100 per saham.

Seperti JSMR, harga saham TLKM juga melorot. Padahal bisnis data masih menjanjikan. Analis Henan Putihrai Sekuritas, Josscarios Jonathan, menyebutkan bisnis data telekomunikasi membutuhkan biaya cukup besar untuk ekspansi. "Bisnis data ini sangat bagus, tapi margin sangat tipis karena butuh biaya untuk ekspansi," ujar dia.

TLKM akan memperkuat jaringan dengan membangun base transceiver station (BTS) di pelosok, yakni mencapai 20.000.

Giovanni bilang bisnis data masih prospektif. "Penggunaan data per pelanggan sekitar 2,3 GB per bulan, naik 73 persen year-on-year (yoy)," ungkap dia.

Namun, Giovanni menilai kinerja TLKM tersandera kanibalisasi antar-produk sendiri, yakni IndiHome dan layanan fixed line. Sepanjang 2017, pelanggan IndiHome melonjak 83 persen menjadi 2,96 juta. Kenaikan ini mengerek pendapatan IndiHome sebesar 48 persen menjadi Rp 8,2 triliun. Kanibalisasi ini berimbas pada penurunan pendapatan fixed line TLKM sebesar 32 persen menjadi Rp 1,3 triliun.

Giovanni dan Josscarios tetap merekomendasikan buy TLKM. Target harganya masing-masing Rp 5.000 dan Rp 4.900 per saham.

Sementara analis Mirae Asset Sekuritas, Christine Natasya, menilai pelemahan harga HM Sampoerna (HMSP) dibayangi penurunan market share. "Volume penjualannya turun 4 persen, secara quarter-on-quarter pangsa pasarnya turun 10 bps dan 25 bps secara year-on-year," ujarnya.

Meski begitu, Christine memprediksikan kinerja HMSP tahun ini akan membaik dibandingkan tahun lalu. "Tahun ini ada peningkatan belanja pemerintah yang dapat menopang volume penjualan HMSP," papar Christine.

Pada 2017, penjualan bersih HMSP naik 3,79 persen (yoy) menjadi Rp 99,09 triliun. Adapun laba bersihnya turun 0,71 persen menjadi Rp 12,67 triliun. (Dian Sari Pertiwi)

Berita ini sudah tayang di Kontan.co.id dengan judul Kinerja sebagian saham LQ45 keteteran

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/17/091400426/sebagian-anggota-indeks-lq45-kedodoran-

Terkini Lainnya

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Dorong Produksi Nasional, Jatim Siap Genjot Indeks Pertanaman Padi 

Whats New
Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Kata Dirut Garuda soal Api di Mesin yang Sebabkan Penerbangan Haji Kloter 5 Makassar Balik ke Bandara Sultan Hasanuddin

Whats New
Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Petrokimia Gresik dan Pupuk Indonesia Tingkatkan Produktivitas Padi di Timor Leste

Whats New
PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

PPN 12 Persen: Siapkah Perekonomian Indonesia?

Whats New
KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

KKP Ingin RI Jadi Pemenang Budidaya Lobster dalam 30 Tahun Mendatang

Whats New
IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

IHSG Ditutup Melonjak 1,36 Persen, Rupiah Menguat Dekati Rp 16.000 Per Dollar AS

Whats New
Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Amartha Promosikan Potensi UMKM Lewat The 2024 Asia Grassroots Forum

Whats New
Pengembangan Hub 'Carbon Capture and Storage', Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Pengembangan Hub "Carbon Capture and Storage", Pertamina Hulu Energi Gandeng ExxonMobil

Whats New
SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

SeaBank Indonesia Bukukan Laba Rp 52 Miliar di Kuartal I-2024

Whats New
Bakal 'Buyback' Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Bakal "Buyback" Saham, Bos ADRO: Sebanyak-banyaknya Rp 4 Triliun

Whats New
Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Luhut Dorong Maskapai Penerbangan Asing Beroperasi di Indonesia

Whats New
Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Kementerian ESDM: 331 Perusahaan Industri Menghemat Energi pada 2023

Whats New
Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Home Credit Catat Volume Pembiayaan Rp 2,59 Triliun Sepanjang Kuartal I 2024

Whats New
Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Membangun Bisnis Kuliner bersama Boga Hiji

Whats New
Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Di Tengah Penurunan Penjualan Unit Baru, Tren Kredit Kendaraan Tetap Tumbuh

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke