Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Huawei: Perbankan Indonesia Harus Perbanyak Investasi ke Mobile

Untuk itu, perbankan Indonesia disarankan untuk memperbanyak layanan ke mobile serta memperkuat data analyticnya agar bisa bertumbuh serta melayani nasabah dengan lebih baik.

Hal ini dipaparkan oleh Liu Limin, President of the Financial Services Sector Enterprise Business Group Huawei Technologies Co, Ltd, dalam sesi roundtable bertajuk "Huawei in Finance Services Industry" sebagai salah satu kegiatan acara dalam Huawei Global Analyst Summit (HAS) 2018, pada Rabu (18/4/2018).

Menurut dia, bank bisa bekerja sama dengan fintech untuk menjangkau masyarakat di area terpencil atau rural area, di mana bank kekurangan infrastruktur data di tempat-tempat tersebut.

Liu Limin berpendapat bagaimana kolaborasi bank dan fintech bisa dilihat dari pengalaman China. Menilik 30 tahun lalu perbankan China tertinggal dari Eropa dan AS karena tidak terkoneksi internet.

Namun, di era koneksi mobile perbankan China bangkit dan kini malah menyalip perbankan lain yang sudah mapan di berbagai negara.

"Ini karena perbankan China memberatkan investasinya ke mobile. Saya kira perbankan Indonesia juga bisa melampaui negara lain dengan memanfaatkan nilai teknologi ini," ujarnya.

Secara umum, Huawei sendiri berpandangan bahwa bank harus mengembangkan online payment untuk mengembangkan bisnis baru.

"Misal di China, kalau tidak ada sistem online payment maka tidak ada layanan sepeda," tukas dia.

Kolaborasi dengan Telko

Liu Limin melanjutkan, di beberapa negara seperti Meksiko, Brasil dan China sejumlah bank sudah berinvestasi di teknologi. Tetapi di Asia Tenggara mereka kekurangan infrastruktur teknologi informasi di area pedesaan (rural area).

"Teknologi bukannya susah atau sulit. Di negara negara berkembang bank dan operator telko berkolaborasi untuk membangun basic banking services untuk masyarakat," lanjutnya.

Tanpa area layanan mobile ini, masyarakat hanya simpan uang kas di rumah. Dengan teknologi mobile ini bank bisa membangun ekosistem baru antara bank, operator, merchant dan nasabah.

Merchant bisa jadi agen bank. Dengan demikian cost untuk layaban ini sangat rendah.

"Ini merupakan hal yang esensial. Di negara berkembang semua layanan baru perbankan bisa diserap jika sifatnya low cost," lanjut dia.

Di negara berkembang dimana sistem jaringan 3G dan 4G belum berkembang maka layanan yang bisa diberikan bank adalah layanan dasar. Namun jika nanti sudah berkembang ke 5G, bank dan nasabah melalui telko bisa berinteraksi misal melalui teknologi facial recognition, sehingga lebih aman.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/18/134916226/huawei-perbankan-indonesia-harus-perbanyak-investasi-ke-mobile

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke