Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Platform Blockchain EEC Jajaki Pasar Indonesia

Hybrid blockchain ini diklaim sebagai generasi ketiga yang lebih ramah lingkungan serta hemat energi ketimbang blockchain generasi pertama dan kedua. Adapun generasi pertama digunakan sebagai landasan bitcoin, sedangkan generasi kedua digunakan pada ethereum.

“Berbeda dengan blockchain satu dan dua, pada hybrid blockchain yang kami gunakan itu tidak perlu melakukan mining. Dengan demikian akan lebih hemat energi serta lebih ramah lingkungan,” jelas COO of EEC Foundation, Tony Huang saat ditemui Rabu (18/4/2018) lalu.

Dia menambahkan saat ini perusahaannya masih menjajaki berbagai calon klien di Indonesia. Calon yang dimaksud pun bisa bervariasi, tanpa mematok perusahaan tertentu.

Chairwoman of EEC Foundation, Sabrina Lu menyebutkan saat ini EEC masih beroperasi beta (masa uji coba) dan sudah memiliki sejumlah klien berupa perusahaan game di Vietnam hingga China. Indonesia merupakan target perluasan layanan mereka berikutnya.

“Kami belum memiliki klien di Indonesia. Perusahaan energi (seperti PLN) memang potensial bagi kami, tapi bisa juga perusahaan lain. Layanan kami bisa dibayangkan sebagai platform untuk digitalisasi aset dengan cepat dan aman,” jelasnya.

Dia menjelaskan bahwa layanan serta produk EEC berbeda dengan bitcoin karena bukan merupakan cryptocurrency atau mata uang digital. Namun di sisi lain, EEC juga memiliki Energy Token yang fungsinya mirip.

Energy Token ibarat alat tukar yang bisa digunakan oleh sesama perusahaan pengguna platform milik EEC. Perusahaan juga memiliki wallet atau dompet digital untuk menyimpan, bertransaksi, serta mentransfer Energy Token ke pengguna lain.

Untuk diketahui mining merupakan salah satu komponen penting dalam bitcoin. Pada proses mining, seorang miners atau penambang memakai piranti lunak khusus yang dapat memecahkan masalah matematika tertentu. Sebagai ganti dari kegiatannya menjalankan piranti lunak tersebut, miners mendapatkan imbalan sejumlah bitcoin.

Sedangkan istilah hybrid blockchain mengacu pada kombinasi teknologi blockchain publik dan privat. Sesama anggota jaringan hybrid blockchain bisa menentukan transaksi-transaksi mana yang diletakkan di wilayah publik dan privat antara anggota tertentu.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/23/073000926/platform-blockchain-eec-jajaki-pasar-indonesia

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke