Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Bersiaga Hadapi Gejolak Pasar Saham

Dana asing juga terus hengkang dari pasar modal. Dalam sepekan, net sell investor asing sudah mencapai Rp 3,65 triliun. Aksi beli investor domestik pun tidak mampu menahan penurunan IHSG.

IHSG masih tertekan sentimen luar, terutama kenaikan yield US Treasury. Kemarin, per pukul 17.00 WIB, yield US Treasury mencapai 3,02 persen, tertinggi dalam empat tahun terakhir. Hal ini mengonfirmasi potensi naiknya suku bunga AS.

Mengutip Kontan.co.id, Kamis (26/4/2018), Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar mengatakan, kondisi ini membuat investor asing mengalihkan dananya ke pasar AS, ketimbang ke emerging market.

Selain itu, pelaku pasar mengkhawatirkan kemungkinan Bank Indonesia menaikkan suku bunga untuk mengatasi pelemahan rupiah.

Kabar yang beredar di pasar, BI sudah menghabiskan lebih dari 2 miliar dollar AS dalam tiga hari terakhir. Namun, upaya itu belum mempan memulihkan stamina rupiah ke level yang dinilai normal.

Oleh karena itu, muncul spekulasi bahwa BI akan menaikkan suku bunga. Di mata pasar, menaikkan suku bunga saat ini bisa mengganggu pertumbuhan ekonomi.

Dalam jangka pendek, sentimen ini masih akan mewarnai gerak IHSG. Bahkan, Analis Semesta Indovest Aditya Perdana Putra menilai IHSG bisa tersungkur ke bawah level support 6.000.

Menurut dia, tekanan IHSG cukup masif, dengan menembus di bawah moving average (MA) 200. Level terendah di tahun ini sudah terkonfirmasi, yakni di 6.070. Indikator MACD juga sudah dead cross. Ini jadi sinyal negatif kalau IHSG bisa turun lagi.

Aditya memprediksi IHSG masih turun sepekan ke depan. Bila turun ke bawah 6.000, Aditya menilai, IHSG baru bisa rebound di awal semester kedua. "Ini kalau didukung data-data positif dari dalam negeri," ujar dia.

Dalam jangka panjang, level support IHSG ada di 5.960. Jika tembus, IHSG bisa menguji support baru di 5.840 dengan resistance 6.350.

William masih optimistis IHSG tak akan turun ke bawah 6.000. Secara psikologis, pasar akan mencoba menjaga IHSG agar tak tembus level 5.900. Lantaran itu, William menilai ini saatnya masuk bluechip yang valuasinya sudah murah, seperti BBRI dan HMSP.

Tapi, Aditya menyarankan investor sabar dan tidak gegabah. Dia menyarankan investor wait and see hingga tren penurunan IHSG selesai.

Apalagi rupiah masih terus tertekan. Karena itu, investor perlu menunggu data bagus dari dalam negeri yang bisa mengonfirmasi penguatan IHSG. (Agung Jatmiko)


Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Lebih baik siaga hadapi gejolak pasar saham

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/26/145057226/bersiaga-hadapi-gejolak-pasar-saham

Terkini Lainnya

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Amankan 4 Penumpang, Petugas Bandara Juwata Gagalkan Penyelundupan 4.047 Gram Sabu

Whats New
478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

478.761 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek pada Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Whats New
Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Pengertian Dividen Interim dan Bedanya dengan Dividen Final

Earn Smart
Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Pajak Dividen: Tarif, Perhitungan, dan Contohnya

Earn Smart
Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Jalan Tol Akses IKN Ditargetkan Beroperasi Fungsional Pada Agustus 2024

Whats New
Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Cara Menghitung Dividen Saham bagi Investor Pemula Anti-Bingung

Earn Smart
Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Sepanjang 2023, AirAsia Indonesia Kantongi Pendapatan Rp 6,62 Triliun

Whats New
Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema 'Part Manufacturer Approval'

Menyehatkan Pesawat di Indonesia dengan Skema "Part Manufacturer Approval"

Whats New
Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Libur Panjang, Tiket Whoosh Bisa untuk Masuk Gratis dan Diskon 12 Wahana di Bandung

Whats New
Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Memahami Dividen: Pengertian, Sistem Pembagian, Pajak, dan Hitungannya

Earn Smart
Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Limbah Domestik Dikelola Jadi Kompos, Solusi Kurangi Sampah di Kutai Timur

Whats New
Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 11 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Harga Emas Antam: Detail Harga Terbaru Pada Sabtu 11 Mei 2024

Spend Smart
Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Harga Bahan Pokok Sabtu 11 Mei 2024, Semua Bahan Pokok Naik, Kecuali Daging Sapi Murni

Whats New
Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Pembinaan Berkelanjutan Sampoerna Diapresiasi Stafsus Presiden dan Kemenkop UKM

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke