Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Di Tangan Adang, Bambu Tak Bernilai Jadi Alat Musik Puluhan Juta Rupiah

Pria asal Cimahi, Jawa Barat tersebut merupakan pengusaha kerajinan berbasis bambu yang produknya banyak diminati oleh warga negara asing selama beberapa tahun terakhir.

"Ide saya buat bikin sesuatu dari bambu itu karena saya bangkrut tahun 2011," kata Adang saat ditemui Kompas.com di sela-sela acara Inacraft 2018, Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat, Sabtu (28/4/2018).

Dahulu Adang bekerja sebagai kontraktor dan memiliki beberapa bengkel sebagai usahanya yang lain. Namun, satu per satu usaha tersebut tidak berkembang lalu terpaksa gulung tikar.

Pada suatu waktu, Adang sedang termenung memikirkan dirinya selepas bangkrut. Secara tidak sengaja, dia melihat banyak bambu di pinggir jalan, kemudian timbul ide bahwa hal tersebut bisa dibuat menjadi sesuatu yang unik dan berbeda.

"Kalau bikin kursi begitu kan sudah biasa, ya. Saya ingat pernah nonton konsernya Addie MS di TV, yang sering disorot itu biolanya. Ya sudah, saya coba bikin biola dari bambu," tutur Adang.

Proses pembuatan biola dari bambu memakan waktu cukup lama, mulai dari riset sampai percobaan beberapa kali yang diwarnai kegagalan terlebih dahulu.

Hingga pada 2014 Adang akhirnya bisa membuat biola pertamanya, yang kemudian diminati oleh seorang dari Jepang ketika ada kunjungan ke acara komunitas pecinta bambu.

Awalnya, Adang tidak menyangka biola tersebut bisa dijual. Hingga akhirnya orang Jepang tersebut menanyakan langsung ke Adang, dengan kondisi kala itu dia belum siap mematok harga berapa.

"Saya bilang saja Rp 3 juta, spontan kasih harga segitu. Setelah terjual, saya mulai percaya diri, lalu bikin alat musik yang lain kayak gitar, bas, drum set, saxophone, kecapi, dan cello," ujar Adang.

Selama proses pembuatan alat musik yang diberi nama merek Viragiawe, Adang sangat mengandalkan informasi dari internet. Dari sana pun dia tahu bahwa belum ada yang membuat alat musik dari bambu seperti yang dia tekuni saat itu.

Hanya bermodalkan Rp 100.000

Adang mengenang, saat pertama membuat biola, dirinya hanya mengeluarkan uang Rp 100.000. Uang itu digunakan untuk membeli bor seharga Rp 52.000 dan beberapa perlengkapan lain seperti lem dan senar.

"Kalau bambunya kan gratis, tinggal ambil di pinggir jalan. Bambu yang masih gelondongan begitu belum ada nilainya, tapi kalau sudah jadi alat musik seperti ini, sudah beda," kata dia.

Sejalan dengan pengembangan usahanya, Adang bersama beberapa temannya turut merintis komunitas bernama Indonesia Bamboo Comunity (IBC) sebagai wadah memperkenalkan lebih banyak hal tentang bambu. Bisnis alat musik itu jadi salah satu unit usahanya yang menopang kegiatan komunitas tersebut.

Untuk pemasaran produknya, Adang sangat aktif menyebarkan informasi melalui media sosial Facebook. Dari upaya tersebut, banyak calon pembeli yang kebanyakan berasal dari luar negeri.

"Tahun 2015 saya sama teman-teman mulai diundang ke luar negeri untuk perform dan pameran, dari ke Malaysia, Singapura, Taiwan, Belanda, Insya Allah November ini mau ke Jerman," tutur Adang.

Sekali pergi pameran ke luar negeri, menurut Adang, timnya bisa mengantongi paling sedikit Rp 100 juta dari hasil jualan alat musik yang dibawa. Bahkan, dia pernah paling banyak mendapatkan Rp 300 juta saat sekali pameran.

Sementara dari jualan via online, pendapatan dalam sebulan rata-rata mencapai Rp 100 juta. Sebagian dari hasil keuntungan tersebut dipakai Adang untuk membangun komunitasnya, termasuk memberi pelatihan kerajinan tangan kepada masyarakat yang tak mampu di sekitar tempatnya.

"Jadi saya sebutnya bukan pegawai, tetapi anggota komunitas. Totalnya ada 500 orang, kalau yang di Cimahi atau di pusatnya ada 50 orang," tutur Adang.

Adang meyakini, jika orang berani kreatif dan membuat sesuatu yang berbeda, pasti akan mendapat apresiasi yang setimpal. Dia turut mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah untuk selalu berinovasi serta memanfaatkan teknologi untuk membuat karya yang baik.

Dia juga mengingatkan agar jangan terlalu berharap kepada pemerintah. Cara itu sudah dibuktikan oleh Adang yang tidak pernah minta bantuan pemerintah sampai usahanya bisa berkembang seperti sekarang ini.

"Saya yakin, Indonesia orangnya hebat-hebat. Semuanya hebat, kerajinan tangannya juga hebat, cuma mungkin pada belum berani muncul saja," ujar Adang.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/04/28/211346326/di-tangan-adang-bambu-tak-bernilai-jadi-alat-musik-puluhan-juta-rupiah

Terkini Lainnya

[POPULER MONEY] Sri Mulyani 'Ramal' Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

[POPULER MONEY] Sri Mulyani "Ramal" Ekonomi RI Masih Positif | Genset Mati, Penumpang Argo Lawu Dapat Kompensasi 50 Persen Harga Tiket

Whats New
Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Ketahui, Pentingnya Memiliki Asuransi Kendaraan di Tengah Risiko Kecelakaan

Spend Smart
Perlunya Mitigasi Saat Rupiah 'Undervalued'

Perlunya Mitigasi Saat Rupiah "Undervalued"

Whats New
Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Ramai Alat Belajar Siswa Tunanetra dari Luar Negeri Tertahan, Bea Cukai Beri Tanggapan

Whats New
Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Sri Mulyani Jawab Viral Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta

Whats New
Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Sri Mulyani Jelaskan Duduk Perkara Alat Belajar Tunanetra Milik SLB yang Ditahan Bea Cukai

Whats New
Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Apa Itu Reksadana Terproteksi? Ini Pengertian, Karakteristik, dan Risikonya

Work Smart
Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke BRI lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Suku Bunga Acuan Naik, Apa Dampaknya ke Industri Multifinance?

Whats New
Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Aturan Impor Produk Elektronik Dinilai Bisa Perkuat Industri Dalam Negeri

Whats New
Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Cara Beli Pulsa melalui myBCA

Spend Smart
Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Lima Emiten yang Akan Bayar Dividen Pekan Depan

Whats New
Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Pemerintah Dinilai Perlu Buat Formula Baru Kenaikan Tarif Cukai Rokok

Whats New
5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

5 Cara Beli Emas di Pegadaian, Bisa Tunai dan Nyicil

Spend Smart
Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

Masuki Usia ke-20, Sido Muncul Beberkan Rahasia Sukses Kuku Bima

BrandzView
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke