Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Jamuan Makan Malam Kompas Gramedia di APMF, Risma Masak Kuliner Laut

Makan malam dengan tema “Beyond Coral Reef” itu terinspirasi dengan ekspedisi jurnalistik  “Jelajah Terumbu Karang”  dari harian Kompas.

“Jelajah Terumbu Karang membutuhkan eksplorasi, validasi, dan verifikasi untuk memastikan kualitas informasi. Membuka wawasan yang melampaui pemahaman kami, untuk menemukan hal-hal terdalam dan perspektif terluas  yang dapat  memenuhi kebutuhan informasi setiap generasi," ujar CEO Group of Media Kompas Gramedia Andy Budiman, dalam sambutannya.

Dalam kesempatan itu hadir Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini, Redaktur Pelaksana Harian Kompas Muhammad Bakir, Ketua AMPF Andi Sadha, dan para peserta APMF.

Tema Terumbu Karang ditampilkan dengan membawa makna tersendiri. Selama 53 tahun berkarya, Kompas melalui pemberitaan jurnalistik yang kredibel tidak hanya menyampaikan kisah yang menarik, namun turut berpengaruh bagi seluruh komponen bangsa.

Menurut Andi, seperti halnya jurnalisme khas Kompas, tema “Beyond Coral Reef: Explore, Contribute, Sustain, Repeat” memaknai kembali peran media di tengah masyarakat melalui berbagai bentuk, seperti Teroka di Kompas TV, Visual Interaktif Kompas di Kompas.com, hingga microsite Kompas.id.

"Melalui cara inilah Kompas mampu mempertahankan eksistensinya," sebutnya.

Kehadiran Risma sendiri karena sebagai seorang pemimpin, kontribusi dirinya kepada warga  Surabaya sejalan dengan prinsip Kompas Gramedia.

Mengutip salah satu pendiri Kompas Gramedia Jakob Oetama bahwa "Keindonesiaan sudah waktunya diperluas pemaknaan dan  penghayatannya. Dalam arti selain dari sisi adat istiadat dan politik, memahami keIndonesiaan harus juga mencakup kealamannya”.

Seperti juga yang dilakukan Risma dalam memimpin kota Surabaya yang juga mencakup kealamannya dan memberdayakan masyarakatnya secara utuh.

Risma dalam sambutannya menyebut saat dirinya mulai memimpin Surabaya sebagai kota dengan suhu yang panas sehingga warganya pun terkenal dengan temperamen tinggi.

"Saya mencoba mengubah kota Surabaya menjadi kota yang nyaman bagi warganya dengan membangun 172 taman baru," ucapnya.

Dirinya pun membangun berbagai fasilitas untuk aktivitas warga, mulai tempat bermain untuk anak-anak hingga tempat olah raga yang dekat dengan lokasi permukiman warga.

"Untuk mengubah warga yang terkenal dengan sebutan bonek, selama 7 tahun saya menjabat telah membangun 360 lapangan olahraga," ucapnya.

"Saat ini warga Surabaya sudah lebih banyak tersenyum," tambah dia.

Dia  juga menyediaan 2.800 hektar untuk mangrove. Saat ini suhu udara Surabaya pun turun 2 derajat.

"Sekarang Surbaya kalau malam 24 derajat, sehingga tidak perlu memakai AC lagi," katanya.

---------------------
Simak persembahan dari Visual Interaktif Kompas (VIK) "Potret Terumbu Karang Indonesia dan Manusianya".

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/03/202629926/jamuan-makan-malam-kompas-gramedia-di-apmf-risma-masak-kuliner-laut

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke