Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sido Muncul Dorong Akademisi dan Peneliti Reset Tanaman Obat

Dari sekitar 40.000 spesies tanaman obat, sekitar 30.000 spesies tanaman ada di Indonesia. Sekitar 9.600 memiliki khasiat pengobatan dan hanya sekitar 200 spesies tanaman yang sudah dimanfaatkan sebagai obat tradisional.

Hal itu diungkapkan Direktur PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk Irwan Hidayat dalam Seminar Herbal di Fakultas Kedokteran, Universitas Brawijaya, Kota Malang, Sabtu (5/5/2018).

"Kami ingin supaya para dokter itu bersama - sama kami dan FK (Fakultas Kedokteran) ya itu melakukan penelitian - penelitian. Karena bahan baku obat alam di Indonesia ini banyak sekali. Sebagai sumber yang paling utama itu ya. Nomor satu di dunia," kata Irwan. 

Menurutnya, jika spesies tanaman obat dikelola dan diteliti, akan diketahui khasiat dan manfaat pengobatannya.

"Jadi kalau dikelola, diteliti dengan baik, pasti bermanfaat untuk seluruhnya," katanya.

Secara umum, Irwan menyebutkan bahwa tanaman herbal aman untuk pengobatan. Namun untuk membuktikan keamanan dan khasiat pengobatannya dibutuhkan penelitian secara ilmiah.

"Yang paling penting sebenarnya adalah diteliti. Secara umum obat herbal itu aman, tapi kami melakukan penetilian lagi, melakukan reset, kami membuktikan secara ilmiah. Jadi semuanya aman berkhasiat, tapi saya melakukannya, benar tidak aman dan berkhasiat dan memang iya," jelasnya.

Jika obat herbal sudah diteliti keamanan dan khasiatnya, maka tidak perlu diragukan lagi untuk dijadikan pengobatan.

"Kalau obat herbal bisa dipastikan secara ilmiah khasiat dan keamananya tidak problem," katanya.

Selain itu, resep juga bisa meluruskan anggapan masyarakat yang keliru tentang obat herbal. Seperti kepercayaan masyarakat terhadap penggunaan mint yang dianggap memicu penurunan kerja alat reproduksi manusia.

"Di Jawa Timur ini banyak kepercayaan - kepercayaan, misalnya kalau minum yang mint mengurangi kejantanan. Ada memang kepercayaan itu. Tapi kami sudah membuktikan. Hasil uji yang kami lakukan bahwa jika minum tolak ingin mint tidak mempengaruhi reproduksi," katanya.

"Jadi mitos - mitos yang seperti itu, di dalam kedokteran tidak ada mitos seperti itu. Tapi di kalangan masyarakat - masyarakat terntentu terutama di Jawa Timur ini mitos itu kuat," imbuhnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/06/081005926/sido-muncul-dorong-akademisi-dan-peneliti-reset-tanaman-obat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke