Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Cerita Argentina, Naikkan Suku Bunga demi Mata Uang

Untuk menstabilkan rupiah, Bank Indonesia (BI) menggunakan cadangan devisa. Otomatis, cadangan devisa Indonesia perlahan tersedot.

Beberapa pihak memandang, upaya stabilisasi mata uang Garuda tidak bisa hanya dengan menggunakan jalur cadangan devisa. Bank sentral dipandang perlu menaikkan suku bunga acuan BI 7-day Reverse Repo Rate (BI 7-RR) yang saat ini berada pada posisi 4,25 persen.

Upaya menaikkan suku bunga guna mendukung mata uang ini ternyata baru saja dilakukan oleh Argentina. Akhir pekan lalu, bank sentral Argentina menaikkan suku bunga acuan menjadi 40 persen.

Ini adalah ketiga kalinya bank sentral negara Amerika Selatan tersebut menaikkan suku bunga acuan dalam sekira 8 hari. Tujuannya tak lain untuk mencegah mata uang peso anjlok lebih dalam.

BBC mewartakan pada Sabtu (5/5/2018), sehari sebelum dinaikkan menjadi 40 persen, suku bunga acuan dinaikkan menjadi 33,25 persen. Sepekan sebelumnya, suku bunga acuan dinaikkan dari 27,25 persen menjadi 30,25 persen.

Langkah yang mengejutkan tersebut merupakan imbas dari pelemahan peso yang amat dalam. Setahun terakhir, nilai tukar peso merosot sekira 25 persen.

Selain itu, Argentina juga tengah berada di mulut krisis ekonomi. Inflasi di negara itu tercatat sebesar 25 persen pada tahun 2017, tertinggi kedua di Amerika Selatan setelah Venezuela.

Tahun ini, bank sentral Argentina menargetkan inflasi sebesar 15 persen. Bank sentral pun menyatakan bakal terus melakukan upaya untuk mendukung target tersebut.

Kondisi Indonesia memang jauh lebih baik ketimbang Argentina. Pada tahun 2017, inflasi berada pada posisi 3,6 persen, berada pada kisaran target BI.

Namun, pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terus menjadi perhatian. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pun sempat melemah sebagai respon pelemahan rupiah.

BI menyatakan tak segan untuk menaikkan BI 7-RR guna mendukung rupiah. Meski demikian, kenaikan suku bunga acuan tetap berdasar pada perkembangan dan situasi ke depan, serta berdasarkan data-data yang ada.

Ekonom dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (UGM) Tony Prasetiantono menyebut, untuk langkah awal, bank sentral bisa menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin.

"Jangan langsung 50 basis poin, itu kesannya BI panik," ungkap Tony beberapa waktu lalu.

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution menuturkan, menaikkan suku bunga merupakan hal yang wajar dilakukan bank sentral untuk menghadapi situasi global.

"Ya itu kan bagian dari menghadapi situasi global, termasuk soal kurs jadinya ya biasalah," sebut Darmin, yang juga mantan Gubernur BI.

Menurut dia,naiknya suku bunga acuan adalah cara BI untuk menjawab persoalan yang sedang dihadapi Indonesia yang terkena dampak dari ketidakpastian kondisi perekonomian dunia.

Namun, di sisi lain dirinya juga menegaskan agar semua pihak tidak terlalu memusingkan persoalan naiknya suku bunga.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/07/080900726/cerita-argentina-naikkan-suku-bunga-demi-mata-uang

Terkini Lainnya

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

IHSG Ditutup Merosot 1,61 Persen, Rupiah Perkasa

Whats New
Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Emiten TPIA Milik Prajogo Pangestu Rugi Rp 539 Miliar pada Kuartal I 2024, Ini Sebabnya

Whats New
BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

BI Beberkan 3 Faktor Keberhasilan Indonesia Mengelola Sukuk

Whats New
Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Pertemuan Tingkat Menteri OECD Dimulai, Menko Airlangga Bertemu Sekjen Cormann

Whats New
Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Induk Usaha Blibli Cetak Pendapatan Bersih Rp 3,9 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Kembali ke Aturan Semula, Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi

Whats New
Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Cek Tagihan Listrik secara Online, Ini Caranya

Work Smart
Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Harga Beras Alami Deflasi Setelah 8 Bulan Berturut-turut Inflasi

Whats New
17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

17 Bandara Internasional yang Dicabut Statusnya Hanya Layani 169 Kunjungan Turis Asing Setahun

Whats New
Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Berikan Pelatihan Keuangan untuk UMKM Lokal, PT GNI Bantu Perkuat Ekonomi di Morowali Utara

Rilis
Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya 'Serok'?

Harga Saham Bank Mandiri Terkoreksi, Waktunya "Serok"?

Earn Smart
Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Tutuka Ariadji Lepas Jabatan Dirjen Migas, Siapa Penggantinya?

Whats New
Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Panen Jagung bersama Mentan di Sumbawa, Jokowi Tekankan Pentingnya Keseimbangan Harga

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Suku Bunga Acuan BI Naik, Peritel Khawatir Bunga Pinjaman Bank Naik

Whats New
Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Laba Bank-bank Kuartal I 2024 Tumbuh Mini, Ekonom Beberkan Penyebabnya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke