Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Survei: 71 Persen CFO Yakin Ekonomi AS Tetap Kuat hingga 3 Tahun ke Depan

Sementara itu, 61 persen dari 497 CFO tersebut bahkan memiliki kepercayaan tinggi untuk berinvestasi di Amerika Serikat, melihat iklim bisnis yang akan terus menuai sentimen positif.

Survei ini dilakukan di luar meningkatnya kebijakan proteksionisme dan renegosiasi kebijakan perdagangan yang dilakukan oleh Pemerintahan Presiden AS Donald Trump.

Hasil survei "Borders vs Barriers: Navigating Uncertainty in the US Business Environmnet,"  menunjukkan, kondisi ekonomi global yang cenderung membaik, reformasi kebijakan pajak domestik, dan deregulasi menjadi faktor utama yang berkontribusi terhadap kuatnya sentimen positif.

Responden dalam penelitian ini terdiri dari berbagai macam jenis industri baik perusahaan asing maupun domestik AS. Setengah dari responden memiliki investasi di AS.

"Mayoritas (68 persen) CFO mengatakan reformasi pajak AS akan memberikan dampak positif pada garis batas bawah (perekonomian AS)," sebut penelitian tersebut, dikutip melalui CNBC.

Sekitar setengah dari perusahaan yang mendapatkan keuntungan dari reformasi pajak mengatakan akan menggunakan keuntungan tersebut untuk melakukan reinvestasi.

Sementera hampir dua per tiga dari perusahaan tersebut, yang memiliki pekerja asal AS, berencana untuk menambah jumlah tenaga kerja dalam waktu enam bulan ke depan.

Proteksionisme

Investor AS tetap memiliki perhatian terhadap kebijakan Trump yang akan memberikan dampak kepada prospek bisnis mereka, terutama kebijakan yang mengatur jumlah bahan baku, modal, dan tenaga kerja.

Kebijakan Trump yang mengarah kepada perang dagang dan imigrasi menjadi salah satu kekhawatiran mereka.

68 persen dari CFO memandang proteksionisme Amerika akan tumbuh dalam dua hingga 3 tahun yang akan datang.

"46 persen mengindikasikan pertumbuhan ini akan berdampak buruk terhadap investasi," ujar penelitian tersebut.

63 persen responden juga memprediksi akan terjadi pengawasan yang lebih ketat terhadap merger dan akuisisi lintas negara, 68 persen memandang akan ada kebijakan imigrasi yang lebih ketat, yang akan memberikan dampak negatif terhadap iklim investasi Amerika.

Berdasarkan perhitungan model ekonomi yang dilakukan oleh Zurich, dalam 5 tahun ke depan, proteksionisme akan menyumbang 30 persen terhadap anjloknya perdagangan AS, dan potensi kerugian hingga 2 triliun dollar AS dalam PDB negara adidaya itu.

"Kondisi ekonomi AS yang membaik meskipun dalam waktu singkat, sebenarnya yang mendorong para CFO terlampau optimis," ujar Group Chief Financial Oficer Zurich George Quinn.

"Dalam waktu yang sama, banyak CFO yang melakukan bisnis di AS tidak pernah merasakan kondisi perekonomian yang memburuk, dan kondisi global yang saat ini semakin tidak pasti dengan berbagai fenomena geopolitikal yang belakangan kerap terjadi," tambah dia.

Cerah sesaat

Keyakinan responden terhadap kondisi perekonomian Amerika tercermin melalui kondisi pasar yang menguat dan laporan keuangan perusahaan Amerika yang menunjukkan hasil positif pada kuartal I ini. Namun, hal ini tidak menampik banyaknya pemain bisnis Amerika yang merasa khawatir, kondisi ini tidak akan bertahan lama.

Survei yang dilakukan oleh JP Morgan baru-baru ini memperlihatkan 75 persen investor bernilai tinggi di Amerika memandang akan terjadi resesi pada kondisi ekonomi Amerika dalam dua tahun, sementara beberapa ekonom memperingatkan pertumbuhan eknomi AS tidak akan mengimbangi defisit anggaran yang bertumbuh dengan cepat, bahkan diprediksikan menyentuh 1 triliun dolar AS pada 2020 mendatang.

Walau, masih banyak pula pemain pasar yang memandang perhatian-perhatian tersebut adalah hal yang tidak perlu, dan kondisi ekonomi akan terus membaik secara cepat.


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/07/091100926/survei-71-persen-cfo-yakin-ekonomi-as-tetap-kuat-hingga-3-tahun-ke-depan

Terkini Lainnya

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Enzy Storia Keluhkan Bea Masuk Tas, Stafsus Sri Mulyani: Kami Mohon Maaf

Whats New
Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Waskita Karya Optimistis Tingkatkan Pertumbuhan Jangka Panjang

Whats New
Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Apresiasi Karyawan Tingkatkan Keamanan dan Kenyamanan di Lingkungan Kerja

Whats New
Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Potensi Devisa Haji dan Umrah Capai Rp 200 Triliun, Menag Konsultasi dengan Sri Mulyani

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 68 Sudah Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Whats New
MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

MARK Tambah Jajaran Direksi dan Umumkan Pembagian Dividen

Whats New
Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Miliki Risiko Kecelakaan Tinggi, Bagaimana Penerapan K3 di Lingkungan Smelter Nikel?

Whats New
Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Pemerintah Akan Revisi Aturan Penyaluran Bantuan Pangan

Whats New
Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Kolaborasi Pentahelix Penting dalam Upaya Pengelolaan Sampah di Indonesia

Whats New
Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Menteri Teten Ungkap Alasan Kewajiban Sertifikat Halal UMKM Ditunda

Whats New
Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Viral Video Petani Menangis, Bulog Bantah Harga Jagung Anjlok

Whats New
9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

9,9 Juta Gen Z Indonesia Tidak Bekerja dan Tidak Sekolah

Whats New
Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Rombak Direksi ID Food, Erick Thohir Tunjuk Sis Apik Wijayanto Jadi Dirut

Whats New
OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

OJK Bakal Buka Akses SLIK kepada Perusahaan Asuransi, Ini Sebabnya

Whats New
Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan 'Buyback' Saham

Gelar RUPST, KLBF Tebar Dividen dan Rencanakan "Buyback" Saham

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke