Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Waspadai Penerbangan di Yogyakarta dan Daerah Lain yang Terdampak

Ditjen Perhubungan Udara juga meminta seluruh pemangku kebijakan bekerja sama untuk menjaga keselamatan, keamanan, dan tingkat pelayanan penerbangan.

Gunung Merapi di Yogyakarta mengalami erupsi freatik sekira pukul 08.45 WIB hari ini (11/5/2018).

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan semburan debu vulkanik akibat erupsi tersebut membentuk kolom setinggi 5.500 meter yang berpotensi mengganggu jalur penerbangan.

(Baca: Erupsi Gunung Merapi dan Bahaya Abu Vulkanik bagi Pesawat)

Dirjen Perhubungan Udara, Agus Santoso, mengatakan abu vulkanik tersebut dapat mengganggu penerbangan pesawat dan aktivitas di bandar udara.

Menurut dia, maskapai, AirNav, pengelola Bandara dan Otoritas Bandar Udara wajib meningkatkan kerja sama dan tetap mengutamakan keselamatan penerbangan.

"Jangan memaksakan untuk memberi ijin dan melakukan penerbangan bila masih ada debu vulkanik di jalur penerbangannya. Dan pengelola bandara juga silahkan menutup bandara jika bandaranya masih terdampak debu vulkanik," ujarnya dalam siaran tertulis.

(Baca: Dampak Erupsi Merapi, Penerbangan di Bandara Adisutjipto Tertunda)

Sejak baru meletus, Kementerian Perhubungan memprediksi dampak letusan tersebut bakal terasa hingga siang hari.

Oleh karenanya, ia meminta penutupan Bandara Adisoetjipto Yogyakarta dilakukan hingga kondisi cuaca mendukung.

Selain itu, perlu dilakukan observasi pada bandara-bandara dan jalur-jalur udara di sekitarnya.

"Dari ASHTAM Merapi nomor VAWR 5346, pergerakan debu vulkanik (vulcano ash/ VA) pada ketinggian flight level 500 (5500 meter), tertiup angin arah barat daya, tenggara dan timur dengan kecepatan 20 knots," katanya.

Bandara terdampak

Bandara terdampak sebaran debu vulkanik tersebut adalah Bandara Adi Sutjipto Yogyakarta.

Bandara yang dalam pantauan adalah Bandara Adi Sumarmo, Solo yang berada 8 nautical mile di luar area VA dan Bandara Ahmad Yani, Semarang yang berada 31 nautical mile di luar area VA. Sementara, Air Traffic Control Service (ATS) Route yang terdampak yaitu W17N.

Kebijakan buka-tutup Bandara Adisutjipto terus dilakukan sambil melihat perkembangan situasi di lapangan. Bandara Adisutjipto sempat ditutup mulai pukul 10.42 WIB hingga pukul 11.10 WIB.

Penutupan bandara diperpanjang hingga pukul 11.40 WIB dan yang terakhir penutupan hingga pukul 14.17 WIB. Setelah itu, Adisutjipto sudah dibuka lagi sambil menunggu perkembangan lebih lanjut.

Pelayanan tetap optimal

Agus meminta pelayanan penumpang yang terdampak tetap diperhatikan. Penumpang juga harus diberitahu kondisi yang sebenarnya sehingga tidak timbul persoalan.

"Buka-tutup bandara pasti akan menimbulkan delay penerbangan, baik di Bandara Adisutjipto Yogyakarta mau pun bandara lain yang terhubung penerbangannya ke Yogya," ujarnya.

Informasi terkini mesti diberitakan secepatnya agar penumpang bisa bersiap-siap.

"Kepada para penumpang, saya mohon maaf atas ketidaknyamanan ini dan harap tetap bersabar jika terjadi delay, karena ini murni faktor bencana alam yang tidak bisa kita prediksi," katanya.

Ditjen Perhubungan Udara berupaya melakukan pembaruan (up date) informasi terkait bencana alam ini.

"Dan sesegera mungkin memberitahukannya kepada seluruh stakeholder dan penumpang pesawat nasional, terutama yang terhubung dengan Bandara Adisutjipto Yogyakarta," ujar Agus.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/11/190847526/waspadai-penerbangan-di-yogyakarta-dan-daerah-lain-yang-terdampak

Terkini Lainnya

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Menuju Indonesia Emas 2045, Pelaku Usaha Butuh Solusi Manajemen SDM yang Terdigitalisasi

Whats New
Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Jadi Sorotan, Ini 3 Keluhan Warganet soal Bea Cukai yang Viral Pekan Ini

Whats New
Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Perhitungan Lengkap Versi Bea Cukai soal Tagihan Rp 31 Juta ke Pembeli Sepatu Seharga Rp 10 Juta

Whats New
Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Berapa Gaji dan Tunjangan Pegawai Bea Cukai Kemenkeu?

Work Smart
Dukung 'Green Building', Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Dukung "Green Building", Mitsubishi Electric Komitmen Tingkatkan TKDN Produknya

Whats New
Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Kemenhub Cabut Status 17 Bandara Internasional, Ini Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke