Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

OJK: Masih Normal, Gejolak Pasar yang Sebabkan Melemahnya Rupiah

"Kami melihat kondisi ini masih dalam tatanan kondisi normal sehingga kami tidak perlu mengambil kebijakan yang drastis. Ini masih kami konsederasikan dalam kondisi normal," tutur Wimboh dalam keterangan pers di Direktorat Jenderal Pajak, Jumat (11/4/2018).

Dia menjelaskan, pelemahan kurs tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga di negara lain. Mata uang negara berkembang lain, lanjut dia, juga melemah karena tren kenaikan suku bunga acuan AS atau federal funds rate (FFR).

Selain itu, kenaikan suku bunga obligasi negara AS juga berdampak pada seluruh negara, sedangkan kondisi ekonomi domestik dinilai masih cukup fundamental sehingga tidak perlu dikhawatirkan.

Untuk perbankan sendiri, per akhir Maret 2018, kredit perbankan tumbuh 8,54 persen year on year (yoy).

"Kami juga melihat pertumbuhan kredit ini semakin lama dan kita harapkan akan meningkat sampai 12 persen target 2018," tambah Wimboh.

Non performing loan atau kredit bermasalah tercatat turun menjadi 2,75 persen. Selain itu, tren suku bunga secara bertahap juga mengalami penurunan dengan rincian, suku bunga deposito satu bulan menjadi 5,63 persen, deposito tiga bulan 5,90 persen, deposito enam bulan 6,24 persen, sementara deposito 12 bulan 6,15 persen.

"Suku bunga kredit juga menurun, bahkan beberapa korporasi di bawah 9 persen. Selain itu, secara rata-rata kredit modal kerja sekitar 10 persen," tambahnya.

Menanggapi adanya kemungkinan bank sentral untuk menaikkan suku bunga acuan, Wimboh menilai hal itu tidak akan serta merta menaikkan suku bunga deposito karena perbankan masih memiliki likuiditas yang cukup.

"Tidak mesti harus serta merta direspons kenaikkan suku bunga deposito, dan kita lihat beberapa hari terakhir tidak ada tanda-tanda suku bunga deposito juga naik,” kata dia.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/12/173134526/ojk-masih-normal-gejolak-pasar-yang-sebabkan-melemahnya-rupiah

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke