Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

KEIN Sebut Kondisi Anggaran Negara Masih Aman

Wakil Ketua KEIN Arif Budimanta mengatakan, kondisi utang pemerintah dapat dipahami dengan melihat risiko keberlanjutan fiskal.

"Berdasarkan hasil studi yang telah dibuat oleh KEIN, kondisi fiskal masih aman dalam jangka panjang atau sustain," kata Arif dalam keterangan tertulisnya, Minggu (13/5/2018).

Adapun kajian tersebut dilakukan menggunakan konsep fiscal sustainability yang dilakukan oleh Craig Burnside pada 2005.

Dari kajian tersebut, didapatkan nilai keseimbangan primer per PDB 2016 dan 2017 yang masih berada di bawah batas maksimum alias dalam kondisi aman, dengan angka masing-masing -1,01 persen dan 0,95 persen.

Adapun untuk ambang batasnya (threshold) sebesar -1,52 persen dan -1,71 persen.

"Dari nilai tersebut terlihat jelas bahwa fiskal Indonesia sustain. Apalagi pada 2018 estimasinya akan lebih jauh yakni sebesar -0,59 persen sedangkan threshold-nya -1,92 persen," imbuh Arif.

Arif menambahkan bahwa kondisi tersebut dapat tercapai lantaran pemerintah mengacu pada undang-undang dan peraturan yang ada dalam merancang anggaran dan pendapatan belanja negara (APBN).

Menurut Undang Undang Nomor 17 tahun 2003 tentang Keuangan Negara, rasio defisit anggaran terhadap PDB ditetapkan sebesar 3 persen sedangkan rasio utang terhadap PDB sebesar 60 persen.

Dengan begitu, maka publik tak perlu mengkhawatirkan nilai utang Indonesia yang terus meningkat. Sebab utang Indonesia terdiri dari utang sektor publik dan utang swasta sehingga keduanya tidak bisa disatukan.

"Jadi kita itu harus melihat utang dengan konsep perhitungan dan data yang benar sehingga tidak langsung mengatakan Indonesia terjerat lilitan utang," sambung Arif.

Pemerintah, kata Arif, juga telah mengalokasikan anggaran sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dalam rangka menciptakan keadilan dan kemakmuran bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kondisi itu terlihat dari pembangunan sosial ekonomi yang semakin meningkat setiap tahunnya. Masyarakat pun merasakan manfaat dari berbagai program yang telah disusun oleh pemerintah.

"Allokasi anggaran menjadi lebih produktif dan berkualitas. Dari 2015 anggaran pendidikan terus meningkat, begitu juga dengan infrastruktur dan juga subsidi BBM," ujar Arif.

Terkait infratsruktur, pemerintah telah berhasil merekonstruksi, melebarkan, dan membangun 9.544 kilometer jalan, membangun 341.500 rumah susun, khusus, dan swadaya, serta membangun rel kereta api sepanjang 388 kilometer.

Sementara dari segi pendidikan, angka partisipasi sekolah, angka partisipasi kasar, dan angka partisipasi murni terus meningkat setiap tahunnya.

Tak hanya itu, pemerintah juga fokus kepada kemiskinan dan kesehatan sebagai upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia untuk menciptakan pemerataan dan keadilan.

Peningkatan anggaran penanggulangan kemiskinan juga telah naik sebesar 74 persen dari 2014 hingga 2017. Sedangkan dari sisi kesehatan, presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan juga melonjak tajam hingga mecapai posisi 93,25 persen pada 2017 yang didukung oleh Kartu Indonesia Sehat.

Meski memiliki kinerja positif, Arif menilai pemerintah perlu mewaspadai tekanan pelemahan nilai tukar rupiah dan kenaikan harga minyak dunia terhadap utang publik yang lain, seiring dengan peningkatan standar kehidupan rakyat.

“Jadi dalam jangka panjang dan menengah apa yang sudah dilakukan pemerintah sudah benar, namun harus diwaspadai berbagai tantangan untuk jangka menengah,” pungkas Arif.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/13/155455526/kein-sebut-kondisi-anggaran-negara-masih-aman

Terkini Lainnya

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke