Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penguatan Rupiah Diprediksi hanya Sesaat

Mengutip Kontan.co.id, Jumat (18/5/2018), analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, kenaikan BI 7-DRR akan memicu penguatan nilai tukar rupiah.

Kenaikan suku bunga ini dapat menjadi katalis positif di tengah sejumlah data ekonomi Indonesia yang kurang memuaskan, mulai dari data neraca dagang dan defisit transaksi berjalan hingga cadangan devisa yang terus menurun akibat intervensi BI terhadap penurunan rupiah.

Baca: Bank Indonesia Akhirnya Naikkan Suku Bunga Acuan Jadi 4,5 Persen

Penguatan rupiah akibat kenaikan BI 7-DRR diyakini bakal membuat investor asing kembali masuk ke pasar modal Indonesia. "Paling tidak potensi kerugian kurs ketika investor asing berinvestasi di Indonesia bisa diminimalisir," kata Faisyal, Kamis (17/5).

Kendati demikian, potensi penguatan rupiah hanya bersifat sementara. Mengingat sentimen eksternal yang mempengaruhi mata uang garuda tergolong kuat. Misalnya, ekspektasi kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dan ketidakpastian konflik geopolitik di sejumlah kawasan di dunia.

Tidak hanya itu, Faisyal juga menuturkan, peristiwa tak terduga seperti serangan bom di Indonesia beberapa waktu lalu bisa berdampak negatif bagi kurs mata uang Garuda jika berlanjut.

Terlepas dari itu, analis Pasar Uang Bank Mandiri Reny Eka Putri berpendapat, kenaikan suku bunga acuan BI memang dibutuhkan. Selain untuk menstabilkan volatilitas rupiah, kenaikan BI 7-DRR juga untuk mengantisipasi membengkaknya inflasi pada Mei hingga Juni.

Potensi naiknya inflasi tak lepas dari momentum puasa dan hari raya Idul Fitri, yang kemungkinan meningkatkan permintaan masyarakat di sektor konsumsi.

Baca: Suku Bunga Acuan 4,5 Persen, Rupiah Bisa Menguat hingga 200 Poin

"Justru kalau BI kembali menunda kenaikan suku bunga acuan, maka tindakan itu melawan ekspektasi pasar. Tentu hal itu berdampak negatif pada rupiah," terang Reny.

Ia berharap,  bank sentral tidak hanya menaikkan BI 7-DRR satu kali saja. Idealnya, suku bunga dapat naik secara bertahap hingga 50 bps sepanjang tahun ini. Hal ini perlu dilakukan karena potensi tekanan eksternal yang mendera rupiah masih berlanjut hingga akhir tahun.

Sementara itu, Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Lana Soelistianingsih menyebut, kenaikan suku bunga acuan pada dasarnya hanya salah satu senjata bank sentral dalam menjaga stabilitas rupiah. Sebab, BI tidak mungkin terus-menerus mengandalkan cadangan devisa untuk mengintervensi rupiah.

Karena itu, pemerintah perlu melakukan upaya lain yang dapat meningkatkan fundamental ekonomi Indonesia. Dengan demikian, rupiah bisa mampu bertahan di tengah tekanan eksternal.

Menurut Lana, hingga akhir tahun ini kurs rupiah bisa kembali menguat ke kisaran Rp 13.700 per dollar AS. Level ini dianggap paling realistis bila mempertimbangkan dampak kenaikan suku bunga acuan AS. Namun, bisa saja rupiah tetap melemah dan tertekan apabila ada pengaruh dari kebijakan kontroversial pemerintahan AS atau efek konflik geopolitik.

Reny juga menilai kurs rupiah bisa kembali ke bawah Rp 14.000 pada akhir tahun nanti. Ia memprediksi, di akhir tahun ini kurs rupiah akan bergerak antara Rp 13.750–Rp 13.850 per dollar AS.

Di sisi lain, Faisyal menilai jika tekanan eksternal yang kuat terus berlangsung, sementara neraca dagang dan transaksi berjalan Indonesia masih mengalami defisit, rupiah terancam terjerembab di kisaran Rp 14.000–Rp 15.000 pada akhir tahun ini. (Dimas Andi)

Berita ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Rupiah cuma akan menguat sesaat


https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/18/091500726/penguatan-rupiah-diprediksi-hanya-sesaat

Terkini Lainnya

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Anggota DPR Minta OJK Tangani Aduan Layanan Paylater

Whats New
Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Kenaikan Suku Bunga BI Tidak Serta Merta Menahan Laju Pertumbuhan Ekonomi

Whats New
Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Penerimaan Pajak Konsumsi Terkontraksi 16,1 Persen

Whats New
Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Catat, 7 Strategi Punya Rumah untuk Milenial dan Gen Z

Earn Smart
Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Simak 8 Tips Menabung untuk Beli Rumah

Earn Smart
Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Melalui Transportasi Laut, Kemenhub Berupaya Wujudkan Konektivitas di Indonesia Timur

Whats New
Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Status 17 Bandara Internasional Dihapus, INACA Ungkap Sederet Manfaatnya untuk Penerbangan Nasional

Whats New
1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

1 Lot Berapa Lembar Saham? Ini Perhitungan Mudahnya

Spend Smart
Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Jumlah Bandara Internasional Dipangkas, InJourney Airports: Banyak yang Tidak Efisien

Whats New
Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Usai Gempa Garut, Pertamina Pastikan SPBU hingga Pangkalan Elpiji di Jabar Aman

Whats New
Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Kemenkop-UKM Tegaskan Tidak Melarang Warung Madura Beroperasi 24 Jam

Whats New
BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

BTN Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan D3 dan S1, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Ada Gempa Garut, Kereta Cepat Whoosh Tetap Beroperasi Normal

Whats New
Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Akhirnya, Bea Cukai Bebaskan Bea Masuk Alat Belajar SLB yang Tertahan Sejak 2022

Whats New
Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Sri Mulyani Minta Ditjen Bea Cukai Perbaiki Layanan Usai 3 Keluhan Terkait Pelayanan Viral di Medsos

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke