Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menperin Sebut Pesantren Punya Potensi Menggerakkan Ekonomi Digital

"Yang namanya digital ekonomi yang paling penting ekosistem yang tergantung jumlah santri. Kalau jumlahnya besar, ekosistem bisa dibangun, ekonomi digital bisa bergerak," ujar Airlangga di Gelora Olah Raga Universitas Muhammadiyah Surakarta, Senin (21/5/2018).

Karena itulah digagas program Santripreneur yang menyasar santri setingkat sekolah menengah atas/kejuruan dan perguruan tinggi.

Program tersebut mendorong para santri berwirausaha dengan memberi bantuan berupa alat dan pelatihan. Dengan demikian, hasilnya bisa dijadikan nilai guna untuk menumbuhkan perekonomian. Terutama menggunakan sistem digital yang berbasia pada keanggotaan.

"Tinggal plug in dengan sistem digital dibantu Kemenperin, ekosistem ini jalan," kata Airlangga.

"Biasanya susah bentuk ekosistem, ini Muhammadiyah sudah punya ekosistem tinggal plug and play-nya saja," lanjut dia.

Airlangga mengatakan, semakin banyak orang menjadi enterpreneur, maka semakin banyak manusia mandiri. Hal tersebut merulakan bagian dari demokrasi ekonomi di mana perekonomian berada di tangan rakyat, bukan lagi dikuasai kelompok tertentu.

Ketua Umum Partai Golkar itu menambahkan, Indonesia mendorong pertumbuhan ekonomi dalam revolusi industri keempat atau dikenal industri 4.0. Dengan kemampuan ekonomi digital, sistem robotik, diharapkan pada 2030 Indonesia menjadi negara 10 besar di dunia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo menyatakan, di Jawa Tengah terdapat lebih dari 5.800 pondok pesantren. Dari data tersebut, kata dia, pondok pesantren berpotensi besar untuk memajukan sektor perekonomian di Jaw Tengah.

"Oleh karrna itu kita ajak kerjasama, rangkul, dan bantuan serta pendampingan. Supaya nanti mampu mengembangkan santri dan alumni secara signifikan," kata Arif.

Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta Sofyan Anif mengatakan, program kewirausahaan dari Kemenperin sesuai dengan kurikulum yang diajarkan di kampus. Bahkan, wirausaha menjadi salah satu mata pelajaran di semua jurusan.

Sofyan berharao semua lulusan tak melulu menjadi.pegawai negeri sipil atau pegawai swasta. Melainkan bisa mandiri dan membuka usaha sendiri berbekal ilmu yang dipelajari selama ini.

"Ini salah satu motivasi kami mengembangkan wirausaha di lingkungan kampus dan pesantren. Tidak hanya pendalaman ilmu agama, tapi juga termasuk wirausaha," kata Sofyan.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/22/092900926/menperin-sebut-pesantren-punya-potensi-menggerakkan-ekonomi-digital

Terkini Lainnya

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Tinjau Bandara Jenderal Besar Abdul Haris Nasution, Menhub: Kembangkan Ekonomi di Mandailing Natal

Whats New
Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Apa Itu KIP Kuliah? Ini Arti, Rincian Bantuan, hingga Cara Daftarnya

Whats New
Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Info Limit Tarik Tunai Mandiri Kartu Silver dan Gold di ATM

Earn Smart
TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

TUGU Tebar Dividen Rp 123,26 Per Saham, Simak Jadwalnya

Whats New
Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Era Suku Bunga Tinggi, Jago Syariah Buka Kemungkinan Penyesuaian Bagi Hasil Deposito

Whats New
Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Bank Neo Commerce Tunjuk Eri Budiono Jadi Dirut Baru

Whats New
Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Soal Laba Bank, Ekonom: Masih Tumbuh di Bawah 5 Persen Sudah Sangat Baik

Whats New
Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Menperin Bantah Investasi Apple di Indonesia Batal

Whats New
Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Jago Syariah Jajaki Kerja Sama dengan Fintech Lending

Whats New
Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Kolaborasi Es Krim Aice dan Teguk, Total Investasi Rp 700 Miliar

Whats New
OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

OJK: Pendapatan Premi di Sektor Asuransi Capai Rp 87,53 Triliun Per Maret 2024

Whats New
Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Sudah Dibuka, Ini Cara Daftar Kartu Prakerja Gelombang 67

Whats New
Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Barang Bawaan dari Luar Negeri Tak Lagi Dibatasi, Mendag Minta Jastiper Patuhi Aturan

Whats New
Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Pasca-Lebaran, Kereta Cepat Whoosh Jadi 48 Perjalanan dengan Tarif mulai Rp 150.000

Whats New
Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Bagaimana Aturan Perlintasan Kereta Api di Indonesia? Ini Penjelasan KAI

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke