Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Dinilai Sudah Tepat, Suku Bunga Acuan BI Diperkirakan Bakal Naik Lagi

Chief Economist BTN Winang Budoyo mengatakan, kesiapan BI untuk menempuh langkah-langkah yang lebih kuat untuk memastikan stabilisasi makroekonomi dapat diartikan BI akan menggunakan alat kebijakan moneter.

"Sehingga dapat dikatakan BI akan kembali menaikkan suku bunga di tahun 2018 ini," jelasnya melalui keterangan resminya yang diberikan kepada Kompas.com, Selasa (22/5/2018).

Lebih lanjut dirinya mengatakan, langkah BI untuk meningkatkan suku bunga pada Kamis (17/5/2018) lalu sudah tepat. Sebab, dengan kenaikan ini BI berusaha memberikan sinyal positif bagi investor asing bahwa BI tetap menjaga kestabilan makroekonomi Indonesia, terutama dalam menjaga nilai fundamental dari rupiah.

Hal ini penting karena faktor pendorong ketidakpastian berasal dari faktor global, terutama dari Amerika Serikat (AS). Sehingga meskipun banyak yang berargumen bahwa suku bunga yang rendah masih dibutuhkan Indonesia, namun kenaikan suku bunga acuan diperlukan untuk menunjukkan keseriusan BI menjaga stabilitas makroekonomi Indonesia.

Selain itu rupiah mengalami tekanan di minggu terakhir bulan April 2018 ketika yield dari US Treasury 10 Years (UST 10Y) menembus level 3 persen, level tertingginya selama 4 tahun terakhir.

Kenaikan itu didorong oleh prediksi bahwa Bank Sentral AS (the Fed) akan lebih cepat dan lebih tinggi dalam menaikkan suku bunga acuannya tahun ini.

"Akibatnya investor global melakukan penyesuaian alokasi portfolio mereka baik antar kelas aset (berubah dari saham ke obligasi) maupun antar negara (keluar dari negara berkembang dan kembali masuk ke AS)," lanjutnya.

Sehingga banyak dana asing yang keluar dari negara berkembang, termasuk Indonesia, dan berujung pada melemahnya mata uang negara berkembang.

Jika dihitung dari awal tahun sampai dengan pertengahan Mei 2018, nilai rupiah terdepresiasi sebesar 3,19 persen, dan sebenarnya bukan yang terburuk di antara negara berkembang. Pelemahan rupiah masih lebih rendah daripada peso Filipina (PHP), rupee India (INR), lira Turki (TRY), dan real Brasil (BRL).

Namun masalah muncul ketika investor global masih menganggap Indonesia sebagai bagian dari Fragile-5 countries (Afrika Selatan, Brasil, India, Indonesia, Turki) seperti kondisi sewaktu terjadi taper tantrum tahun 2013.

Ketika itu Indonesia memang pantas disebut sebagai Fragile-5 country karena mempunyai defisit transaksi berjalan (Current Account Deficit/CAD) sebesar 4,4 persen dari PDB, inflasi di atas 7 persen yoy karena pemerintah menaikkan harga BBM rata-rata 40 persen, yang mendorong BI menaikkan BI rate sebesar 200 bps.

"Kondisi makroekonomi Indonesia saat ini berbeda dengan periode taper tantrum tahun 2013 tersebut, karena CAD berada di kisaran 2 persen dari PDB, inflasi berada di bawah 4 persen yoy, dan pemerintah tidak berencana untuk menaikkan harga BBM dan tariff listrik sepanjang tahun 2018-2019," ujar Winang.

Menurut dia, kondisi ini memperlihatkan Indonesia sudah tidak tepat dipersepsikan sebagai bagian dari Fragile-5 countries.

Sebagai informasi, dalam pertemuan bulanannya tanggal 16-17 Mei 2018 Dewan Gubernur BI menaikkan suku bunga acuan 7Day Reverse Repo Rate (7DRRR) sebesar 25 bps menjadi 4,50 persen. Seiring dengan kenaikkan ini, BI juga menaikkan suku bunga Deposit Facility (DF) menjadi 3,75 persen dan suku bunga Lending Facility (LF) menjadi 5,25 persen.

Kenaikan tersebut merupakan yang pertama kali setelah sejak bulan September 2017 BI mempertahankan suku bunga acuannya,dan tidak berubah pada level 4,25 persen.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/22/123500926/dinilai-sudah-tepat-suku-bunga-acuan-bi-diperkirakan-bakal-naik-lagi

Terkini Lainnya

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Pertamina Tegaskan Tetap Salurkan Pertalite kepada Masyarakat

Whats New
Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Jumlah Kantor Cabang Bank Menyusut pada Awal 2024

Whats New
Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Viral Video Pejabat Kemenhub Ajak Youtuber Korea ke Hotel, Menhub Minta Kasus Diusut

Whats New
Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Pengertian Ilmu Ekonomi Menurut Para Ahli dan Pembagiannya

Earn Smart
Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Apa yang Dimaksud dengan Persamaan Dasar Akuntansi?

Earn Smart
Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Kredit Pintar Catat Pertumbuhan Pinjaman 3,40 Persen di Sumut, Didominasi Kota Medan

Whats New
Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Bank DKI Dorong Penerapan CSR yang Terintegrasi Kegiatan Bisnis

Whats New
Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Butik Lakuemas Hadir di Lokasi Baru di Bekasi, Lebih Strategis

Whats New
Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Mau Bisnis Waralaba? Ada 250 Merek Ikut Pameran Franchise di Kemayoran

Smartpreneur
TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

TEBE Tebar Dividen Rp 134,9 Miliar dan Anggarkan Belanja Modal Rp 47,6 Miliar

Whats New
Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Gramedia Tawarkan Program Kemitraan di FLEI 2024

Whats New
J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

J Trust Bank Cetak Laba Bersih Rp 44,02 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

94 Persen Tiket Kereta Api Periode Libur Panjang Terjual, 5 Rute Ini Jadi Favorit

Whats New
Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Libur Panjang, Jasa Marga Proyeksi 808.000 Kendaraan Tinggalkan Jabotabek

Whats New
Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Kemenhub Bebastugaskan Pejabatnya yang Ajak Youtuber Korsel Main ke Hotel

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke