Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Tahun 2018, Rupiah Bergerak di Kisaran Rp 13.800 hingga Rp 14.000

Hal ini didorong oleh perubahan suku bunga acuan sebanyak 25 basis point (bps), ekspektasi bahwa suku bunga acuan akan naik lagi sebanyak 25 bps, dan terjadinya pergeseran nilai di pasar obligasi.

Berbagai kondisi tersebut, menurut Chief Economist Bank CIMB Niaga Adrian Panggabean, menggeser rerata rupiah yang diprediksi Rp 13.550 per dollar AS sepanjang tahun 2018, saat ini menjadi Rp 13.850 perdollar AS.

"Ekspektasi terhadap rentang rupiah yang baru pun diaksentuasi oleh memburuknya neraca perdagangan di sepanjang bulan Januari-April 2018. Dari sudut Neraca Pembayaran, tekanan jual di pasar saham juga menyebabkan

Pergeseran persepsi terhadap besaran Neraca Finansial (Financial Account) dalam Balance of Payment Indonesia, terangnya melalui keterangan pers yang diberikan kepada Kompas.com, Jumat (25/5/2018).

Namun, dinamika perekonomian saat ini, menurutnya tidak akan menggeser prediksi tekanan inflasi di sisa tahun 2018. Rata-rata inflasi sepanjang tahun 2018 hanya akan bergerak di kisaran 3,5 persen hingga 3,6 persen.

"Bahkan bila kami asumsikan pemerintah menaikkan harga BBM dalam negeri sebesar 5 persen, rerata inflasi headline di 2018 hanya bergerak dari 3,5 persen menjadi 3,6," jelas dia.

Peningkatan suku bunga yang dilakukan oleh BI dirasa kurang tepat, karena kala itu perekonomian Indonesia masih belum cukup siap dari segi potensi yang dimiliki. Target pertumbuhan kredit pun menjadi bergeser, dari 9 persen menjadi 8,5 persen.

Naiknya sukubunga juga diperkirakan berpengaruh pada aktivitas di pasar modal. Angka pertumbuhan produksi industri (industrial production index), yang di kuartal 1 2018 masih di kisaran 5 persen, nampaknya akan masih berada di kisaran yang sama di kuartal 2 2018 ini. Kesemuanya itu pada gilirannya akan berpengaruh pada laju pertumbuhan investasi dalam PDB.

"Rerata bergerak-enam-bulan (6-month moving average) dari retail sales index Indonesia nampaknya sulit mencapai angka 6 persen bahkan sampai penghujung tahun 2018, sebagiannya diterangkan oleh prospek melemahnya tingkat keyakinan konsumen sebagai dampak langsung dari pelemahan rupiah," lanjut Adrian.

Adrian juga menjelaskan, keputusan BI untuk meningkatkan suku bunga sebanyak 25 bps saat inflasi masih dibawah target kebijakan moneter, ditambah dengan masih lemahnya pertumbuhan ekonomi di kuartal 1 2018, kemudian direspon oleh pasar obligasi dengan aksi jual yang pada gilirannya menjadi pemicu tekanan terhadap rupiah.

"Beberapa hari yang lalu, misalnya, IDR sempat melewati angka 14.200 per USD," ujar dia.

Selain itu, dengan merujuk pada dinamika produksi serta pergerakan konsumsi di lapangan, dan juga depresiasi rupiah yang kemudian memicu naiknya suku bunga oleh BI, prediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di 2018 pun bergeser dari 5,2 persen menjadi 5,1 persen.

Sebagai informasi, berbagai pergeseran yang terjadi dalam proyeksi perekonomian Indonesia ini dipengaruhi oleh perubahan yang terjadi di tataran global.

Seperti, keluarnya Amerika Serikat dari “Kesepakatan Iran” yang telah menyebabkan bergolaknya harga minyak dunia dan kemungkinan terjadinya 3 kali lagi kenaikan Fed Funds Rate (suku bunga acuan AS) di tahun 2018 yang memicu penguatan kurs dollar AS (DXY) lebih lanjut.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/26/114521426/tahun-2018-rupiah-bergerak-di-kisaran-rp-13800-hingga-rp-14000

Terkini Lainnya

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Cara Tarik Tunai Tanpa Kartu ATM Bank Jateng

Whats New
Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan 'Employee Benefit'

Toko Marine Hadirkan Platform untuk Tingkatkan "Employee Benefit"

Whats New
Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Cara Cetak Rekening Koran BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri via Online

Spend Smart
Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Daftar UMK Kota Surabaya 2024 dan 37 Daerah Lain di Jawa Timur

Whats New
Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Menhub Pastikan Bandara Juanda Surabaya Siap Layani Penerbangan Haji 2024

Whats New
Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Kian Menguat, Harga Bitcoin Kembali Tembus 67.000 Dollar AS per Keping

Whats New
Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke