BrandzView
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Prasetiya Mulya
Salin Artikel

Jangan Jadi Penonton Saat Ekonomi Digital RI Terbesar Se-Asia Tenggara

Optimisme Jokowi itu bukan tanpa sebab. Pertumbuhan penggunaan internet yang pesat dan meningkatnya aliran modal yang masuk ke ekosistem digital Indonesia adalah tanda bahwa visi pemerintah bisa terwujud.

Hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia ( APJII) mencatat jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2017 mencapai 143,26 juta orang. Angka ini lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya yang hanya 132,7 juta (2016), 110,2 juta (2015), dan 88,1 juta pengguna (2014).

Sementara itu, hasil riset Google bersama Temasek yang dipaparkan pada Agustus 2016 menunjukkan, pertumbuhan pengguna Internet di Indonesia adalah yang paling pesat di dunia, yaitu rata-rata bertambah sebesar 19 persen per tahun.

Hasil studi itu memproyeksikan pada 2020 pengguna internet di Indonesia akan sebanyak 215 juta orang, dari sebelumnya hanya 92 juta pada 2015. Nilai pasar online Indonesia pun diprediksi mencapai 81 miliar dollar AS sebelum tahun 2025, dengan e-commerce menyumbang 57 persen atau 46 miliar dollar AS.

Hal itu sejalan dengan hasil kajian Indonesia Venture Capital Outlook 2017 yang dilansir pada September 2016. Studi yang dilakukan AT Kearney dan Google ini mencatat kalau modal yang masuk ke ekosistem digital Indonesia tumbuh dari 0,3 miliar dollar AS pada 2012 menjadi 6,8 milliar dollar AS pada 2016.

Keadaan ekonomi digital Indonesia saat ini pun diyakini banyak pihak mirip dengan kondisi China pada lima hingga tujuh tahun silam. Kemiripan ini diakui pengusaha dan investor asal negeri tirai bambu tersebut.

Seperti ditulis venturebeat.com, Minggu (29/1/2017), pada Juni 2015, ada tujuh orang gabungan dari pengusaha dan investor berpengaruh dari China yang datang ke Indonesia untuk bertemu dengan startup founder lokal.

Mereka kemudian menilai kalau ada kemiripan antara keadaan Indonesia kini dengan China sekitar lima hingga tujuh tahun lalu. Terlebih lagi, republik ini telah memiliki tiga startup unicorn, yaitu Tokopedia, Traveloka, dan Gojek.

Unicorn adalah perusahaan startup yang memiliki valuasi atau nilai lebih dari 1 miliar dollar Amerika Serikat (sekitar Rp 13,1 triliun).

“Ini mencerminkan adanya kesempatan emas untuk berinvestasi, baik dari segi waktu maupun model yang telah terbukti,” ujar Xu Xiao Ping, pimpinan rombongan pengusaha dan investor asal China tersebut.

Kesempatan besar

Respons positif investor terhadap industri startup Tanah Air dan terus mengalirnya modal ke sektor tersebut tentu harus dimanfaatkan dengan jeli oleh para pelaku usaha lokal.

Meski begitu, kata dia, tak semua masalah cocok untuk perusahaan rintisan. Hanya masalah sederhana-sederhana saja, tetapi memiliki dampak besar, yang laku di pasaran Indonesia.

Ini terjadi karena penetrasi internet di negeri ini masih kecil, dan banyak penduduknya yang juga belum memahami internet.

"Indonesia itu besar, lebih besar dari Amerika. Makanya kalau mau mendirikan startup, visinya harus bisa menghasilkan dampak yang besar sampai ke Asia Tenggara karena kita juga ingin merajai kawasan tersebut," kata Andy, Kamis (3/5/2018).

Lebih dari itu, Andy menegaskan, karena pertumbuhan industri startup nasional berjalan begitu pesat, maka para calon startup founder harus belajar dengan cepat.

Untuk menjawab tantangan tersebut, mereka tak hanya cukup punya bekal pengetahuan dan finansial yang kuat. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf mengatakan, mereka perlu pula belajar keuletan, risk taking, dan integritas yang dibutuhkan untuk menjadi seorang entrepreneur.

“Ini diperlukan agar mereka bisa mengelola pertumbuhan bisnis yang kompleks dan cepat,” ucap Triawan, seperti dalam rilis yang diterima Kompas.com, Kamis (3/5/2018).

Karenanya, selain belajar dan praktik, mereka butuh bimbingan dari orang-orang berpengalaman dalam bisnis startup. Nah, di sini institusi perguruan tinggi pun berperan penting bagi keberhasilan calon startup founder.

Program untuk mendidik dan melatih orang-orang yang ingin membuat perusahaan rintisan ini punya fasilitas pendukung bernama InnovationHub. Nama terakhir adalah suatu wadah berkumpulnya mahasiswa NVI dengan mentor-mentornya yang berprofesi sebagai startup founder, entrepreneur, capital venture, dan regulator.

"Melalui wadah tersebut, peserta didik bisa belajar banyak dari mentor-mentornya tentang dunia startup, bagaimana tantangannya, kesulitannya, dan aturan-aturan dalam industri tersebut," kata Dekan Sekolah Bisnis dan Ekonomi Universitas Prasetiya Mulya, Agus W Soehadi.

Dengan begitu, mereka bisa mengetahui seluk-beluk bisnis startup sehingga diharapkan memiliki kemampuan dalam membuat bisnis startup dan mengembangkan bisnisnya.

Jadi, ketika ekonomi digital Indonesia menjadi yang terbesar di Asia Tenggara, mereka pun tak lagi jadi penonton, tetapi sudah menjadi startup founder sukses.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/05/29/035200326/jangan-jadi-penonton-saat-ekonomi-digital-ri-terbesar-se-asia-tenggara

Terkini Lainnya

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Terbitkan Permentan Nomor 1 Tahun 2024, Mentan Pastikan Pupuk Subsidi Tepat Sasaran

Whats New
Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Resmi Kuasai 100 Persen Saham Bank Commonwealth, OCBC NISP Targetkan Proses Merger Selesai Tahun Ini

Whats New
Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi 'Trading'

Sucor Sekuritas Ajak Masyarakat Belajar Investasi lewat Kompetisi "Trading"

Earn Smart
Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Kunker di Jateng, Plt Sekjen Kementan Dukung Optimalisasi Lahan Tadah Hujan lewat Pompanisasi

Whats New
Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Sudah Masuk Musim Panen Raya, Impor Beras Tetap Jalan?

Whats New
Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Bank Sentral Eropa Bakal Pangkas Suku Bunga, Apa Pertimbangannya?

Whats New
Pasokan Gas Alami 'Natural Decline', Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Pasokan Gas Alami "Natural Decline", Ini Strategi PGN Jaga Distribusi

Whats New
BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

BTN Pastikan Dana Nasabah Tidak Hilang

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Kartu Prakerja Gelombang 67 Resmi Dibuka, Ini Syarat dan Cara Daftarnya

Work Smart
Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Peringati Hari Buruh, SP PLN Soroti soal Keselamatan Kerja hingga Transisi Energi

Whats New
Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Cara Pasang Listrik Baru melalui PLN Mobile

Work Smart
Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Bicara soal Pengganti Pertalite, Luhut Sebut Sedang Hitung Subsidi untuk BBM Bioetanol

Whats New
Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Bahlil Dorong Kampus di Kalimantan Jadi Pusat Ketahanan Pangan Nasional

Whats New
Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Luhut Sebut Starlink Elon Musk Segera Meluncur 2 Minggu Mendatang

Whats New
Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Kenaikan Tarif KRL Jabodetabek Sedang Dikaji, MTI Sebut Tak Perlu Diberi Subsidi PSO

Whats New
Bagikan artikel ini melalui
Oke