Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Yuk Simpan "Peluru" di Reksadana Pasar Uang!

KOMPAS.com - Dengan mimik muka serius Kurniawan Sulaiman mengingatkan ihwal nasihat Warren Buffet.

"Bapak investor itu kan menasihati agar investor reksadana jangan greedy (rakus)," tutur Kepala Bagian Wealth Management Bank Mayora dalam perbincangan dengan media pada Kamis pekan lalu seputar reksadana.

Warren Buffet, sosok yang hingga saat ini menjadi panutan dalam dunia investasi memang mencatatkan petuah-petuahnya terkait cara-cara mendapatkan dan mempertahankan keuntungan berinvestasi di pasar saham. Salah satu yang merangkum petuah-petuah itu adalah Phil Tom.

Phil Tom, penasihat investasi asal AS, menulis dalam laman ruleoneinvesting.com bertajuk 29 Warren Buffett Quotes on Investing, Life & Success. Ada 29 petuah di dalam tulisan itu.

Uniknya, larangan untuk tidak bersikap greedy alias rakus ada di dalamnya.

"Bersikap rakus adalah cermin pengelolaan hidup yang payah," begitu nasihat Warren Buffet.

Kembali pada Kurniawan Sulaiman, di dalam berinvestasi pada produk reksadana, sikap bijaksana adalah mencermati pergerakan pasar yang fluktuatif sebagai ganti sikap rakus tersebut.

"Pahami profil risiko investasi reksadana," katanya mewanti-wanti.

Reksadana pasar uang

Kurniawan yang mendapat tugas mengembangkan diversifikasi produk Bank Mayora melalui reksadana sejak 2017 itu membeberkan catatan termutakhir APRDI (Asosiasi Pengelola Reksadana di Indonesia).

Pada Kuartal 1 (Q1) 2017, APRDI mematok target 1 juta investor reksadana untuk seluruh produk mulai dari reksadana pasar uang hingga reksadana saham yang profil risikonya paling tinggi.

"Realisasinya sampai saat ini baru tercapai sekitar 500.000 investor," katanya.

Para investor itu, menurut data, juga masih terkonsentrasi di wilayah Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi). "Jabodetabek masih menjadi yang terbesar untuk investasi reksadana," ujarnya.

Kembali Kurniawan membandingkan jumlah investor reksadana dengan nasabah perbankan di Indonesia. Jumlah penanam saham reksadana kalah jauh dengan nasabah perbankan.

"Nasabah perbankan itu bisa sepuluh kali lipat lebih dari jumlah investor reksadana," kata Kurniawan.

Fakta dari data itu, menurut hemat Kurniawan, kemudian, menunjukkan bahwa pemahaman tentang reksadana pada masyarakat Indonesia secara umum memang masih jauh panggang dari api.

"Padahal, reksadana itu kan produk yang diakui resmi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK)," imbuhnya.

Dari data itu pula, Kurniawan mencoba membandingkan tingkat pemahaman reksadana antara penduduk Indonesia dengan Negeri Jiran Malaysia. Menurutnya, jumlah penduduk Indonesia yang mencapai 258 juta jiwa tak sebanding dengan penduduk Malaysia yang kurang dari 90 juta jiwa.

"Tapi, pemahaman penduduk Malaysia tentang reksadana jauh lebih tinggi dari Indonesia. Bisa mencapai 40 persen lebih," ujarnya.

Kurniawan lantas memberikan penekanan pada calon investor untuk memilih produk reksadana pasar uang sebagai langkah awal. "Produk ini kan risikonya terbilang paling moderat ya," imbuh Kurniawan.

Berkenaan dengan risiko moderat itu, Kompas.com menyitir catatan kolom Rudyanto Zh pada edisi 3 April 2017.

(Baca: Berapa Ekspektasi "Return" yang Wajar di Reksa Dana Pasar Uang?)

Di situ, Rudiyanto menulis bahwa reksadana pasar uang hanya berinvestasi pada instrumen pasar uang atau surat berharga jatuh temponya di bawah 1 tahun. Reksadana ini pun hanya memberikan bunga atau kupon seperti deposito dan obligasi.

Rerata return atau tingkat pengembalian yang diterima pada saat melakukan investasi pada reksadana pasar uang pun relatif stabil di kisaran 5-6 persen.

Kurniawan Sulaiman melanjutkan, berinvestasi pada reksadana pasar uang bisa menjadi pilihan lantaran risikonya sudah bisa dikenali sejak awal.

"Berinvestasi di reksadana pasar uang adalah tempat untuk mengukur timing (waktu) sebelum masuk ke produk yang risikonya lebih tinggi," ujar Kurniawan.

Lagi pula, secara umum, reksadana bisa dicairkan tanpa harus menanti jangka waktu.

"Ini salah satu pembedanya dengan deposito," katanya.

Mengambil analogi pada kisah pertempuran, Kurniawan menerangkan, reksadana pasar uang adalah tempat yang pas untuk menyimpan "peluru" demi memahami risiko investasi reksadana.

"Kita akan tahu timing-nya yang tepat. Kita keluarkan 'peluru' itu," ujarnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/08/030700826/-yuk-simpan-peluru-di-reksadana-pasar-uang-

Terkini Lainnya

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Sri Mulyani: Barang Non Komersial Tak Akan Diatur Lagi dalam Permendag

Whats New
Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Lebih Murah dari Saham, Indodax Sebut Banyak Generasi Muda Pilih Investasi Kripto

Earn Smart
Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Jokowi Minta Bea Cukai dan Petugas Pelabuhan Kerja 24 Jam Pastikan Arus Keluar 17.304 Kontainer Lancar

Whats New
Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Dukung Ekonomi Hijau, Karyawan Blibli Tiket Kumpulkan 391,96 Kg Limbah Fesyen

Whats New
Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Relaksasi Aturan Impor, Sri Mulyani: 13 Kontainer Barang Bisa Keluar Pelabuhan Tanjung Priok Hari Ini

Whats New
Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Produsen Refraktori BATR Bakal IPO, Bagaimana Prospek Bisnisnya?

Whats New
IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

IHSG Menguat 3,22 Persen Selama Sepekan, Ini 10 Saham Naik Paling Tinggi

Whats New
Mengintip 'Virtual Assistant,' Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Mengintip "Virtual Assistant," Pekerjaan yang Bisa Dilakukan dari Rumah

Work Smart
Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Tingkatkan Kinerja, Krakatau Steel Lakukan Akselerasi Transformasi

Whats New
Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Stafsus Sri Mulyani Beberkan Kelanjutan Nasib Tas Enzy Storia

Whats New
Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Soroti Harga Tiket Pesawat Mahal, Bappenas Minta Tinjau Ulang

Whats New
Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Tidak Kunjung Dicairkan, BLT Rp 600.000 Batal Diberikan?

Whats New
Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Lowongan Kerja Pamapersada untuk Lulusan S1, Simak Persyaratannya

Work Smart
Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan 'Smart City' di Indonesia

Menakar Peluang Teknologi Taiwan Dorong Penerapan "Smart City" di Indonesia

Whats New
Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Harga Emas Terbaru 18 Mei 2024 di Pegadaian

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke