Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Menteri Susi Sontak Berdiri Melihat Pergerakan Kapal Mencurigakan

Saat tiba di IMR, Menteri Susi dan rombongan yang menaiki bus disambut dan diterima CEO IMR Sissel Rogne sejak bus tiba dan mendekat di jalan raya. 

Menteri Susi dan Sissel lantas beriringan melewati jalan yang berliku dan terjal menyusuri tepian pantai menuju salah satu ruang kerja IMR yang letaknya di tepian laut.

Dalam pertemuan tersebut, Sissel memaparkan data dan hasil penelitian terkait produktivitas hasil tangkapan iklan di Norwegia. Pada suatu masa di akhir tahun 1980, penangkapan ikan di Norwegia dilakukan secara ekspolitatif.

Jangka panjang

Kebijakan eksploitatif tersebut dirasa merugikan dalam jangka panjang. Karena itu, kebijakan itu dikoreksi. Di awal-awal koreksi berupa pengaturan penangkapan ikan agar tidak eksploitatif, produktivitas hasil tangkapan turun tajam.

Namun, dalam jangka panjang, langkah pengaturan dan pembatasan tersebut membuahkan hasil yang baik. Beberapa tahun kemudian, produktivitas hasil tangkapan naik dengan kualitas yang lebih baik. Produktivitas juga bisa ditingkatkan dan dipertahankan.

Data dan hasil riset IMR mengkonfirmasi sekaligus menguatkan langkah-langkah yang sudah diambil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP). Sejumlah hasil penelitian IMR akan dipakai untuk meninjau ulang sejumlah kebijakan KKP.

Dalam pertemuan itu, Menteri Susi didampingi Sekretaris Jenderal KKP Nilanto Perbowo, Kepala Badan Riset dan Sumber Daya Manusia KKP Sjarief WIdjaja dan Koordinator Staf Khusus Satgas 115 Mas Achmad Santosa.

Langsung berdiri

Usai mendengarkan hasil riset dan data IMR, Menteri Susi diajak melihat bagaimana Norwegia memantau kapal-kapal yang beroperasi di Norwegia dan di seluruh dunia menggunakan teknologi satelit mereka.

Kali ini, Menteri Susi mendapat penjelasan dari Direktur Pengelolaan Sumber Daya Direktorat Perikanan Norwegia Aksel Reidar Aikemo dan tim.

Saat layar memperlihatkan pemantauan di sekitar perairan Indonesia, Menteri Susi sontak berdiri. Menteri Susi berjalan mendekat layar dan minta agar dilakukan pelacakan kegiatan belasan kapal yang terpantau di sekitar zona ekonomi eklusif (ZEE) Indonesia. 

Dari pelacakan itu diketahui, kapal ikan yang dicurigai terdaftar dari Jepang dan sebelumnya melintasi perairan Indonesia dengan kecepatan rendah.

Menteri Susi curiga kapal ini tidak hanya sekadar melintas dari arah utara ke selatan melewati perairan sekitar Bali.

"Di sekitar Bali, banyak ikan tuna. Melihat hasil pelacakan dan catatan kecepatan kapal, kecurigaan kami muncul tentang aktivitas lain yang dilakukan selain melintas," ujar Menteri Susi yang berdiri di depan layar pelacakan kapal.

Dicurigai ilegal

Terpantauanya belasan kapal di sekitar ZEE Indonesia mengkonfirmasi masih adanya kegiatan di laut yang tidak dilaporkan dan tidak tersentuh aturan. 

Menteri Susi terdiam sejenak mendapati kenyataan ini. Menteri Susi geregetan juga dengan hasil dan tindak lanjut pemantauan dan pelacakan pergerakan kapal di perairan Indonesia selama ini. 

"Para petugas pemantau diharapkan untuk lebih punya sikap curious. Petugas harus menaruh curiga sampai kemudian terbukti sebaliknya," ujar Menteri Susi.

Sambil bergurau, Menteri Susi ingin menempatkan seorang pegawai di Bergen terkait pemantauan pergerakan kapal secara lebih gigih, menentukan, dan konsisten.

"Kita selama ini kurang gigih, menentukan dan konsisten. Dari Bergen kita bisa belajar karakter-karakter ini," ujarnya.

https://ekonomi.kompas.com/read/2018/06/09/070900626/menteri-susi-sontak-berdiri-melihat-pergerakan-kapal-mencurigakan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke